Sebelumnya informasi yang didapatkan dari Kementerian Kesehatan Tiongkok bahwa pengembangan vaksin pada virus korona secara normal harus melewati dua tahun penelitian. Namun, seorang ilmuwan Inggris terkemuka menciptakan terobosan signifikan terhadap vaksin tersebut hanya dengan waktu 14 hari.
Hal itu dinilai sangat dapat mengurangi waktu dari pengembangan normal.
"Dua hingga tiga tahun menjadi hanya dalam 14 hari," demikian laporan stasiun TV Sky.
Profesor itu bernama Robin Shattock sebagai kepala Infeksi Mukosa dan Kekebalan di Imperial College London. Ia menyebutkan dirinya sedang menguji vaksin tersebut pada binatang dan diharapkan selesai secepatnya pekan depan.
Ia melakukannya bersama dengan studi manusia pada musim panas apabila mengantongi dana yang mencukupi.
"Prosedur konvensional biasanya memakan waktu sedikitnya dua hingga tiga tahun sebelum anda bahkan sampai ke klinik," katanya kepada Sky. "Dan kami keluar dari urutan itu untuk menghasilkan satu kandidat di laboratorium dalam 14 hari," katanya dikutip dari Sky.
Meskin vaksin itu akan sangat terlambat bagi wabah virus korona yang sangat cepat menyebar. Namun ia mengatakan, hal itu akan menjadi penting jika ada vaksin yang bisa melawan virus tersebut.