Industri Pengolahan Jadi Sektor yang Kredit Macetnya Paling Tinggi

- Jumat, 29 November 2019 | 14:15 WIB
Pekerja menyelesaikan pengolahan kulit domba di Sentra kerajinan kulit, Desa Sukaregang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (Antara/Agvi Firdaus)
Pekerja menyelesaikan pengolahan kulit domba di Sentra kerajinan kulit, Desa Sukaregang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. (Antara/Agvi Firdaus)

Sektor industri pengolahan jadi sektor yang memiliki angka kredit macet (Non Performance Loan/NPL) tertinggi dibandingkan sektor lainnya.

Hal itu diungkapkan oleh Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Slamet Edy Purnomo di Jakarta, Jumat (29/11). Menurut Slamet, hingga Oktober 2019, sektor industri pengolahan mencatatkan kredit bermasalah hingga Rp900 triliun. 

"Itu NPL nya dibandingkan dengan posisi Oktober tahun sebelumnya itu kan dia NPL-nya naik sekitar 2,5 persen ke 4,12 persen," ujar Slamet. 

Menurut Slamet, kenaikan NPL di sektor itu diduga akibat adanya kasus Duniatex. 

"Di industri ini, terutama saya kira disumbangkan dari kasus Duniatex Grup ya. Kan di industri ini bukan hanya mencatat di industri hilirnya saja tetapi juga hulunya juga," ujarnya.

Slamet menjelaskan, total utang Duniatex Grup saat ini mencapai angka sekitar Rp 22 triliun. Jumlah utang tersebut, merupakan total utang gabungan dari induk usaha, anak usaha dan juga total utang pribadi. Total utang itu juga bukan hanya berasal dari bank namun juga dari non bank.

Selain sektor industri pengolahan, sektor perbankan juga disebut memiliki andil NPL cukup tinggi. 

"Perdagangan ini sedikit naik, Desember 2018 mencapai 3,75 persen dan sekarang 3,92 persen. Itu yang mendominasi kredit," tuturnya. 

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X