Akun Facebook Nuh Rio Nahril Abdillah mengunggah sebuah foto seorang berseragam TNI sedang memegang beberapa buku.
Pada foto yang diunggah tersebut, terdapat narasi yang seolah adalah judul artikel: "TNI: Buku PKI Yang Kami Sita Terdapat Kata Pengantar Megawati Soekarnoputri & Eva Sundari"
Akun Nuh Rio juga menambahkan narasi dalam postingannya untuk mengajak waspada karena PKI memiliki metode dan gaya baru.
"Hati hati PKI sekarang dengan metode baru dan gaya yang baru. Waspada,Waspada,Waspada!!!," tulis akun Nuh Rio pada 6 Juni 2020.
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan Adi Syafitrah, salah satu Relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), bahwa klaim artikel yang berjudul "TNI: Buku PKI Yang Kami Sita Terdapat Kata Pengantar Megawati Soekarnoputri & Eva Sundari" tersebut adalah klaim yang salah.
"Judul artikel itu merupakan suntingan yang berasal dari situs operain[dot]blogspot[dot]com. Situs tersebut penyebar hoaks yang saat ini sudah tidak dapat diakses," kata Adi dalam ulasan periksa faktanya, Sabtu 13 Juni 2020.
Ia menambahkan, judul artikel aslinya adalah "LBH Surabaya: Penyitaan Buku di Probolinggo Langgar Hukum". Artikel asli telah dimuat di media mainstream dan kredibel pada 30 Juli 2019.
Dalam artikel tersebut dijelaskan, LBH Surabaya mengecam aksi penyitaan oleh pihak Polsek Kraksaan dan TNI Kabupaten Probolinggo terhadap buku-buku yang diduga memuat ajaran komunis milik komunitas Vespa Literasi pada 27 Juli 2019.
Pegiat komunitas tersebut, Muntasir Billah (24) dan Saiful Anwar (25) juga turut diamankan polisi. Terdapat empat buku yang disita yaitu, Aidit Dua Wajah Dipa, Sukarno, Marxisme, dan Leninisme: Akar Pemikiran Kiri dan Revolusi Indonesia, Menempuh Jalan Rakyat, dan D.N. Aidit: Sebuah Biografi Ringkas.
"Terkait situs operain[dot]blogspot[dot]com yang memuat artikel dengan judul editan tersebut, situs ini adalah salah satu situs pembuat hoaks yang saat ini sudah tidak bisa diakses," ujar Adi.
Bahkan, tak sedikit hoaks yang disebar situs operain[dot]blogspot[dot]com ini yang sudah dibongkar oleh Adi dan relawan antihoaks lainnya.
"Untuk hoaks yang saat ini sudah kita periksa faktanya, masuk dalam kategori Konten yang Dimanipulasi. Dimana, ketika gambar atau informasi yang asli dimanipulasi untuk menipu," tutup Adi.(/Ocs)
