PLN Jawab soal Tagihan Listrik Tukang Las yang Capai Rp20 Juta

- Kamis, 11 Juni 2020 | 17:27 WIB
Tegihan bengkel las di Malang Raya, Jawa Timur dapat tagihan listrik dari PLN hingga Rp20 juta. (Twitter/@MudjiburRohman)
Tegihan bengkel las di Malang Raya, Jawa Timur dapat tagihan listrik dari PLN hingga Rp20 juta. (Twitter/@MudjiburRohman)

Sepekan terakhir ramai pembahasan soal tarif listrik yang naik signifikan dan tiba-tiba selama pandemi virus corona (Covid-19) yang dialami pengguna listrik PLN. Persoalan ini kian ramai diperbincangkan dan menjadi tanda tanya besar bagi publik.

Seperti yang dialami seorang pemilik bengkel las asal Malang, Teguh Wuryanto (56), mengeluhkan tagihan listrik miliknya membengkak hingga hampir mencapai 20 kali lipat.

Warga Malang ini mengaku mendapatkan tagihan listrik rekening Juni sebesar Rp20,1 juta dari PT PLN (Persero). Padahal, pada bulan sebelumnya tagihan listrik tak lebih dari Rp2,5 juta.

Menanggapi hal ini, Direktur Niaga dan Manajemen PLN, Bob Saril, mengatakan hal tersebut diakibatkan adanya kerusakan alat penyimpanan energi yang dikenal dengan kondensantor atau kapasitor.

Ia juga menyebut bahwa jenis kegiatan seperti las yang dilakukan oleh Teguh, sering kali mengakibatkan adanya ketidakstabilan tegangan listrik. Sehingga diperlukan kapasitor untuk menyimpan dan menstabilkan tegangan listrik tersebut.

Kapasitor sendiri menghasilkan daya reaktif (kVarh) yang biayanya berbeda dengan tarif listrik pada umumnya, yakni kWh.

"Berdasarkan tarif pemerintah, itu ada selisih yang ditetapkan yang harus dibayar kompensasi," kata Bob dalam sebuah diskusi virtual di Jakarta, Kamis (11/6/2020).

Bob menuturkan, kapasitor yang dimiliki oleh Teguh mengalami kerusakan, akibatnya adanya kebocoran daya kVarh. Ujungnya jumlah pemakaian listrik pun tidak akurat.

"Pada saat itu alat kompesasinya rusak, dia enggak sadar rusak," ujarnya.

Dia menambahkan, bocornya kVarh mengakibatkan tagihan yang bengkak itu perlu dibayarkan Teguh. Karena itu, Teguh tetap diwajibkan untuk membayar tagihan yang telah dikeluarkan pihaknya.

"Pemilik sendiri sudah klarifikasi. Walaupun begitu tetap kita berikan solusi. Harus bayar. Kehidupan jalan terus," bebernya.

Kondisi seperti tak hanya dirasakan atau dialami Teguh, pasalnya per hari ini saja, Kamis (11/6/2020), posko pengaduan PLN sudah mencatatkan ada puluhan ribu pengaduan dari pelanggan seluruh Indonesia.

"Posko yang kita buka seluruh Indonesia. Sekitar 65.786 pelanggaran, perjam ini. Ini seluruh Indonesia," sebutnya.

Adapun pengaduan paling tinggi masih dari kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan lainnya. Namun, Direktur Niaga dan Manajemen Pelayanan Pelanggan PLN ini tidak merincinya.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X