Keluarga Jenazah Pasien di Sulsel Tolak Pemakaman Sesuai Protokol Corona, Ini Kata Polisi

- Kamis, 4 Juni 2020 | 19:44 WIB
Andi Arni menangis saat menceritakan pilu hatinya ibunya meninggal dunia dipaksa jadi pasien Covid-19. (foto: Istimewa)
Andi Arni menangis saat menceritakan pilu hatinya ibunya meninggal dunia dipaksa jadi pasien Covid-19. (foto: Istimewa)

Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) menyatakan RS Bhayangkara sudah menerapkan protokol kesehatan yang tepat dalam menangani pasien terkait virus corona (Covid-19). Hal ini terkait aksi penolakan pemakaman keluarga pasien dalam pengawasan (PDP), Nurhayani Abram (48) sesuai protokol corona.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo menerangkan, RS Bhayangkara telah menangani jenazah Nurhayati sesuai protokol corona sebagai langkah antisipasi agar menghindari penularan Covid-19.

"Pihak RS Bhayangkara sudah melakukan screening standar pada almarhumah dan diperoleh hasil pemeriksaan CT paru, yakni radang paru (pneumonia) dan pemeriksaan darah khas Covid-19, sehingga berdasarkan hasil ini, statusnya PDP dan karena hasil swab-nya belum keluar, sehingga almarhumah dimakamkan dengan status PDP Covid-19," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Rabu (3/6/2020).

Dia memahami bagaimana keluhan keluarga almarhumah yang ingin memakamkan jenazah Nurhayani di pemakaman keluarganya di Bulukumba. Namun, Ibrahim menegaskan, pihak RS Bhayangkara tidak bisa disalahkan karena protokol kesehatan wajib dijalankan di masa pandemi corona.

Menurut dia, petugas medis dan RS menerapkan protokol kesehatan yang sama terhadap semua pasien untuk mengantisipasi tenaga medis terkontaminasi virus corona. Kendati demikian, pihaknya tetap mengedepankan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.

"Kami memaklumi hal seperti ini memang menjadi fenomena dan permasalahan umum, kita berharap masyarakat dapat memahami situasi yang terjadi dan memahami protokol kesehatan yang diterapkan di tengah kondisi pandemi," papar Ibrahim.

Sebelumnya, beredar video viral seorang wanita itu menangis teriak memanggil nama ibunya. Ia bahkan naik ke atas cap depan mobil ambulans yang akan berangkat membawa jenazah ibunya sambil menangis.  

Wanita itu menolak jenazah ibunya dibawa Tim Gugus Tugas Covid-19 dari RS Bhayangkara Polda Sulsel ke Kompleks Pemakaman Khusus Covid-29 di Macanda, Gowa, pada Sabtu 16 Mei 2020 lalu.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB
X