Harga Minyak Dunia Menguat Kendati Masih di Bawah Level Tertinggi

- Kamis, 4 Juni 2020 | 09:02 WIB
Ilustrasi kilang dan pengeboran minyak. (freepik).
Ilustrasi kilang dan pengeboran minyak. (freepik).

Harga minyak ditutup menguat pada perdagangan Rabu (3/6/2020). Namun masih di bawah level tertinggi pada awal sesi di atas US$40 per barel tertinggi sejak Maret. Hali ini disebabkan karena munculnya keraguan tentang waktu dan skala potensi perpanjangan pakta antara OPEC dan sekutunya untuk memotong pasokan minyak mentah.

Harga minyak didukung oleh penarikan persediaan minyak mentah AS pada minggu terakhir. Namun berada di bawah tekanan karena persediaan produk olahan AS melonjak ketika permintaan melemah.

"Karena permintaan produk tetap lemah, persediaan BBM menunjukkan peningkatan yang solid, sementara produk hasil penyulingan menunjukkan peningkatan besar - meski pengilangan mengolah lebih dari 3,6 juta barel per hari di bawah level tahun lalu," kata Matt Smith, Direktur Riset Komoditas di ClipperData, dikutip dari Reuters. 

Arab Saudi dan Rusia memiliki kesepakatan untuk memperpanjang penurunan produksi minyak satu bulan, tetapi pertemuan kebijakan pada Kamis, dimajukan hari lainnya pada bulan ini, sepertinya tidak mungkin, kata narasumber. Di awal sesi, minyak turun ketika  Bloomberg  melaporkan pertemuan Kamis diragukan.

-
Ilustrasi harga minyak dunia yang menunjukkan optimisme. (Freepik).

"Harga menguat sepanjang pekan ini di tengah berita bahwa pertemuan tersebut digelar lebih awal," kata Olivier Jakob, analis minyak di Petromatrix. 

"Pembalikan harga pada Rabu pasti karena berita terbaru di OPEC," imbuhnya. 

Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Agustus ditutup naik 22 sen, atau 0,6%, menjadi US$39,79 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Rabu (3/6/2020) waktu setempat. Di awal sesi, Brent sempat menyentuh US$40,53, level tertinggi sejak 6 Maret 2020. 

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli, naik 48 sen, menjadi US$37,29 per barel.

Kedua tolok ukur itu melonjak dalam beberapa pekan terakhir, dengan Brent lebih dari dua kali lipat setelah mencapai level terendah 21 tahun di bawah US$16 pada April, ketika minyak mentah WTI berubah negatif.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X