Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin menyebut koalisi yang dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat pada Pilkada 2020 bukanlah karena keduanya merupakan oposisi dari pemerintahan saat ini.
Ujang menjelaskan PKS merupakan teman lama dari Demokrat, terutama ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai presiden selama dua periode. Saat ini, PKS masuk ke dalam koalisi pemerintah.
“Tapi Demokrat dan PKS sudah berkawan sejak lama. Ketika SBY menjadi presiden. PKS selama 10 tahun ada dalam koalisi pemerintahan SBY. Jadi mereka kawan lama,” ucap Ujang kepada Indozone, Sabtu (25/7/2020).
Kendati demikian, Ujang memprediksi koalisi PKS dan Demokrat tersebut belum bisa dipastikan hingga 2024, yakni pada saat pemilihan presiden selanjutnya. Ia menilai politik di Indonesia sangat dinamis.
“Soal apakah kebersamaan itu akan sampai 2024, itu belum tentu. Politik itu dinamis, dan selalu berubah-ubah,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, jika Demokrat dengan PKS memiliki kepentingan yang sama pada saat Pemilu 2024, maka bisa diprediksi jika keduanya akan kembali berkoalisi. Ujang menyimpulkan hal tersebut akan bermuara pada kepentingan yang sama.
“Jika kepentingannya sama, maka kedua partai tersebut akan berjalan bersama-sama. Namun jika kepentingannya beda, maka akan ambyar kebersamaan itu,” tutup Ujang.