Terungkap, Santriwati yang Diperkosa Kiai SB di Jombang, Salah Satunya Pacar Anak Si Kiai

- Senin, 15 Februari 2021 | 18:42 WIB
Kanan: Ilustrasi santriwati, Kiri: Kiai SB yang memperkosa para santriwatinya. (YouTube)
Kanan: Ilustrasi santriwati, Kiri: Kiai SB yang memperkosa para santriwatinya. (YouTube)

Kasus pencabulan hingga pemerkosan yang dilakukan oleh seorang kiai berinisial SB di sebuah pondok pesantren di wilayah Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menyita perhatian khalayak.

Belakangan terungkap, salah satu dari belasan korban pencabulan merupakan pacar dari anak kandung si kiai tersebut.

Santriwati itulah yang membuat kasus yang sudah terjadi sejak dua tahun lalu itu terungkap ke permukaan.

Karena tak kuat menanggung siksaan kiai bejat tersebut, santriwati malang asal Jogoroto itu pun kemudian memilih kabur dari pondok pesantren tersebut.

"Bukan asal Jombang saja, ada juga korban yang dari Jawa Tengah, dari luar daerah. Kemungkinan ada lagi, nanti kita kembangkan lagi," terang Kapolres Jombang, AKBP Agung Setyo Nugroho.

Dalam mencabuli santriwatinya, SB juga bukan sembarang pilih. Ia memilih santriwatinya yang berparas cantik untuk melampiaskan hawa nafsunya.

"Semua santri sudah dipulangkan semua sampai masalah ini diproses," kata Agung.

Buntut dari kasus ini, warga sekitar pondok pesantren tersebut mendesak pemerintah dan polisi untuk menutup ponpes tersebut.

SB telah diringkus oleh Polres Jombang pada Kamis malam (11/2/2021). Ia ditangkap berkat laporan dari dua orang tua yang anaknya menjadi korban kebejatannya.

Saat ditangkap polisi, SB dengan entengnya mengaku kalau dirinya khilaf.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, SB bahkan sudah mencabuli para santriwatinya sejak dua tahun terakhir. Sejauh ini, korban yang melapor sudah enam orang, namun besar kemungkinan korbannya masih banyak yang belum melapor.

"Korban rata-rata berusia 16 dan 17 tahun," kata Agung.

Dalam melakukan perbuatannya, SB akan menyambangi asrama putri dan mengetuk pintu mereka. Ia kemudian masuk dan memaksa korban untuk melayani nafsu birahinya.

"Karena yang bersangkutan ini sebagai pimpinan pondok pesantren sehingga ada rasa takut korban," ujar Agung.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X