PT Widodo Makmur Unggas Bakal Muncul di Bursa Saham, Bangun Sejumlah Fasilitas di Jawa

- Kamis, 7 Januari 2021 | 17:19 WIB
Jajaran direksi dan komisaris PT Widodo Makmur Unggas saat menggelar paparan publik. ANTARA/HO-WMU
Jajaran direksi dan komisaris PT Widodo Makmur Unggas saat menggelar paparan publik. ANTARA/HO-WMU

Perusahaan yang bergerak di bidang perternakan ayam diintegrasi PT Widodo Makmur Unggas (WMU) segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana atau IPO pada akhir Januari 2021.

Diketahui higga semester pertama 2020, perseroan melonjak 135,33 persen dari periode sama 2019 dengan mengantongi penjualan bersih sebesar Rp508,39 miliar .

Sebelumnya perseroan telah melepas sebanyak 5,92 miliar saham baru ke publik, dengan harga berkisar antara Rp142 sampai Rp200 per saham.

Direktur Utama WMU Ali Mas'adi menyebut bahwa perseroan akan menggunakan dana IPO sebesar 74,3 persen.

"Perseroan akan menggunakan dana IPO sebesar 74,3 persen untuk ekspansi dengan menambah serta memperluas sarana produksi," kata Ali Mas’adi dalam keterangan di Jakarta, seperti dilansir Antara pada Kamis (7/1/21).

Ali menyebut bahwa pihak berencana akan membangun fasilitas breeding PS farm di Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pembangunan fasilitas layer commercial farm di Klaten, Jawa Tengah, pembangunan fasilitas hatchery di Sukabumi, Jawa Barat, pembangunan fasilitas broiler commerical farm di Wonogiri, Jawa Tengah, pembangunan fasilitas slaughterhouse di Cianjur, Jawa Barat, dan pembangunan fasilitas feedmill di Ngawi, Jawa Timur.

Sedangkan sisa dari dana IPO sebesar 25,7 persen lainnya akan digunakan untuk pembelian bahan baku pada feedmill dan pembelian ayam broiler komersial untuk slaughterhouse.

Menurut Ali, peningkatan kapasitas produksi akan berdampak terhadap penetrasi pasar yang lebih baik lagi ke depannya.

"Kami optimis dapat meraih kesuksesan IPO di tengah pandemi COVID-19," ujar Ali.

Bersamaan dengan pelaksanaan IPO, perseroan juga akan melakukan penjatahan saham melalui program alokasi saham pegawai atau employee stock allocation (ESA). Perseroan menjatahkan sebanyak-banyaknya 7,5 persen dari jumlah saham IPO. Perseroan juga memberikan opsi kepemilikan saham oleh manajemen (MSOP) sebanyak-banyaknya 1 persen dari portepel IPO.

Saat ini, komposisi kepemilikan saham WMU dimiliki oleh PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) 90 persen, Warsini 5 persen, dan Wahyu Andi Susilo 5 persen. 

Di tengah pandemi COVID-19, WMU juga tetap optimis dapat melanjutkan torehan kinerja positif. Pada tahun ini, perseroan memproyeksikan penjualan naik 436 persen dan laba bersih 259 persen dari tahun lalu. WMU pun fokus pada pengembangan bisnis produksi karkas, apalagi di sepanjang semester pertama tahun lalu produksi karkas tumbuh 22 persen menjadi 16.000 ton.

"Konsumen kita tersebar di seluruh Indonesia dan kebutuhan protein daging ayam nasional terus meningkat. Jadi kita yakin penjualan tahun ini tumbuh tajam," kata Ali.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X