TNI Terima Hibah Drone ScanEagle, Ini Spesifikasinya

- Rabu, 26 Februari 2020 | 19:21 WIB
Varian Drone ScanEagle. (Boeing.com)
Varian Drone ScanEagle. (Boeing.com)

Kementerian Pertahanan RI akan mendapat hibah 14 unit Drone ScanEagle UAV dan pemutakhiran program untuk tiga helikopter Bell-412 dari Amerika Serikat.

Komisi I DPR RI menyetujui hibah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) ini, dengan sejumlah syarat yang harus diperhatikan, terutama soal kelaikan dan keamanan. 

"Pemerintah Amerika Serikat sejak tahun 2014 sampai 2015 menawarkan program hibah (FMF) kepada TNI. Atas dasar itu, maka pada tahun 2017 TNI AL mengambil program FMF Hibah tersebut berupa Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan upgrade helikopter Bell-412," ujar Wakil Menteri Pertahanan Wakyu Sakti Trenggono, Rabu (26/2/2020). 

Ia menambahkan, sesuai ketentuan dibentuk tim pengkaji oleh Kementerian Pertahanan untuk melakukan penilaian, apakah barang tersebut layak diterima dari aspek teknis, ekonomis, politis, dan strategis. 

"Dari kajian tersebut Kementerian Pertahanan memutuskan untuk menerima program hibah dimaksud," imbuhnya. 

-
Siluet drone ScanEagle. (REUTERS/Romeo Ranoco)

 

Kemampuan Perang

ScanEagle adalah bagian dari ScanEagle Unmanned Aircraft Systems, yang dikembangkan dan dibangun oleh Insitu Inc., anak perusahaan Boeing Company. UAV dikembangkan dari pesawat miniatur robot SeaScan Insitu yang dikembangkan untuk industri perikanan komersial.

Menurut laman Boeing, drone ScanEagle dapat beroperasi di atas 15.000 kaki (4.572 m) dan beroperasi di medan perang untuk misi yang diperpanjang hingga 20 jam. Drone dengan bobot maximum takeoff weight (MTOW) 22 kg ini, digerakkan mesin piston model pusher berdaya 15 hp.

Kecepatan terbang jelajah ScanEagle berada di kisaran 111 km/jam dan kecepatan maksimum 148 km/jam. Batas ketinggian terbang mencapai 5.950 m. ScanEagle sanggup berada di udara dengan lama terbang (endurance) lebih dari 24 jam.

-
Drone ScanEagle UAV milik Amerika Serikat. (Sergeant Shannon Arledge/2nd Marine Aircraft Wing/United States Marine Corps via RUTERS)

 

ScanEagle akan digunakan untuk melaksanakan patroli maritim, integrasi ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian). Drone ScanEagle dengan nilai US$28,3 juta ini dibutuhkan TNI AL untuk meningkatkan kemampuan ISR maritim, guna memperkuat pertahanan negara.

Di kawasan Asia Tenggara-Pasifik, drone ScanEagle sudah digunakan oleh Angkatan Laut Singapura. Pengguna lainnya adalah Angkatan Laut dan Angkatan Darat Australia. Bahkan, ScanEagle milik Militer Australia telah teruji perang (battle proven) di Irak.

Sementara untuk upgrade peralatan Helikopter Bell 412 dengan nilai US$6,3 juta, dibutuhkan TNI AL untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan meningkatkan kemampuan pertahanan negara.

"Nantinya Drone ScanEagle ini akan digunakan oleh TNI AL untuk kepentingan khusus. Kita hanya keluar dana sekitar Rp10 miliar untuk mengintegrasikan dan memastikan keamanan data dari peralatan ini dengan Alutsista lainnya. Nanti PT LEN yang akan bertugas untuk integrasikan," pungkas Wahyu.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X