4 Fakta Menarik Asabri, Ada Kesamaan dengan Kasus Jiwasraya?

- Selasa, 14 Januari 2020 | 11:31 WIB
Asabri
Asabri

Berita terkait PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) yang diduga mengalami kerugian akibat portfolio investasi, mencuat ke permukaan dan mencuri perhatian publik. 

Berikut Indozone rangkum 4 fakta menarik kasus Asabri.

1. Harga saham lebih rendah dari harga IPO

Dalam keterangannya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan, ada kerugian di portofolio dari sisi saham milik PT Asabri (Persero) namun belum diketahui terkait jumlah kerugian tersebut.

Sekitar dua pertiga saham milik PT Asabri kini harganya di bawah harga saat penawaran umum perdana (IPO).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 13 Januari 2020, dari saham yang dimiliki Asabri di atas lima persen, sebanyak 8 dari 13 saham tersebut lebih rendah dari harga saat IPO.

Dari delapan saham tersebut, empat di antaranya termasuk dalam saham "gocap" alias saham yang mentok di harga terendah di bursa yaitu Rp50 per saham.

Empat saham Rp50 tersebut antara lain, Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) di mana harga IPO Rp225 per saham, Inti Agri Resources Tbk (IIKP) harga IPO Rp450 per saham, SMR Utama Tbk (SMRU) harga IPO Rp600 per saham, dan Hanson Internasional Tbk (MYRX) harga IPO bahkan mencapai Rp9.900 per saham.

Empat saham di bawah harga IPO lainnya itu Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) dari harga IPO Rp500 per saham menjadi Rp326 per saham, PP Properti Tbk (PPRO) dari harga IPO Rp185 per saham jadi Rp66 per saham, Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dari harga IPO Rp300 per saham jadi Rp204 per saham, dan Island Concept Indonesia Tbk (ICON) dari harga IPO Rp118 per saham jadi Rp71 per saham.

Sementara itu, lima saham milik Asabri lainnya saat ini lebih tinggi dibandingkan harga saat IPO yaitu Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) dari harga IPO Rp150 per saham jadi Rp338 per saham dan Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) dari harga IPO Rp115 jadi Rp268 per saham.

Selanjutnya ada Indofarma Tbk (INAF) dari harga IPO Rp250 per saham jadi Rp740 per saham, Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) dari harga IPO Rp325 per saham jadi Rp675 per saham, dan Pool Advista Finance Tbk (POOL) dari harga IPO Rp135 per saham jadi Rp197 per saham.

2. Kondisi operasional masih berjalan normal

Meski ada dugaan kerugian dalam portofolio investasi saham, kondisi operasional Asabri secara keseluruhan tetap berjalan normal dan baik, mulai dari kegiatan operasionalnya terutama proses penerimaan premi, proses pelayanan, dan proses pembayaran klaim berjalan dengan normal dan baik. Asabri dapat memenuhi semua pengajuan klaim tepat pada waktunya.

3. Kesamaan modus operandi Asabri dan Jiwasraya

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X