Jasad seorang kiai di Blitar yang bernama Kiai Anwar Sudibyo masih utuh setelah terkubur setelah 31 tahun. Kala itu, keluarga dan masyarakat hendak memindahkan jasad pendiri Pondok Pesantren Tambakan di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar tersebut dari makam umum ke makam keluarga.
Mereka pun kaget melihat kondisi jenazah yang masih utuh. Mulai dari jari kaki sampai kepala kiai itu masih menyatu dan terbungkus kafan. Di kain kafan juga tidak ditemukan robekan. Hal ini dibenarkan oleh anak kelima Kiai Anwar, Moch Munib.
"Iya memang benar Kamis itu makam bapak saya dipindah. Dan saya melihat sendiri, jasadnya masih utuh. Utuh," kata Munib, Selasa (19/3/2019), dilansir dari Detikcom. Kiai Anwar diketahui bernama lengkap Mochd. Anwar Sudibyo.
Dia dulunya adalah Rais Syuriah PCNU Cabang Blitar pada periode 1982-1987 dan dikenal sebagai ulama pendiri Ponpes Tambakan. "Selain pernah sebagai Rais Syuriah PCNU, abah juga Ketua Tarekat Muttabar Amadiyah dan tokoh Tarekat Kodiriah wa Nasyabandiyah Blitar," imbuh Munib.
Kiai Anwar meninggal dunia pada tahun 1988 saat menjadi imam jemaah salat subuh di Masjid Baitul Rauf. Anaknya berkata bahwa semasa hidup sang ayah tidak pernah lepas dari zikir. Dia menduga kebiasaan itulah yang menyebabkan jasad ayahnya tetap utuh.
Kian Anwar juga dipercaya mendapat karamah weruh sak durunge winarah (Tahu sebelum kejadian terjadi). Munib bercerita bahwa dulu ayahnya pernah berkata akan memimpin Ponpes Tambakan dan itu memang benar menjadi kenyataan.
Kiai Anwar juga dikenal sebagai sosok bersahaja dan dakwahnya bisa diterima oleh semua golongan. "Kiai Anwar berhasil menyatukan nilai-nilai Islam diakulturasi dengan kearifan lokal Jawa. Tidak pernah memaksa. Makanya dakwah beliau bisa diterima semua golongan. Baik di golongan NU, Muhammadiyah bahkan partai politik apapun. Islam Nusantara, itulah kalau istilahnya sekarang," kata Agus Sudibyo, salah seorang santri.
