Pasar Tanah Abang Dijajah Tekstil Asing

- Rabu, 11 Desember 2019 | 13:28 WIB
Berbagai produk tekstil di Pasar Tanah Abang (Antara/Zabur Karuru).
Berbagai produk tekstil di Pasar Tanah Abang (Antara/Zabur Karuru).

Pasar Tanah Abang merupakan pusat penjualan tekstil nasional, dan yang terbesar se-Asia Tenggara. Sayangnya, sulit mencari tekstil produksi asli Indonesia di sana.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan hal itu disela rapat dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Produsen Serat Sintesis, dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI). Mereka membahas penetrasi produk impor yang mengguncang industri tekstil nasional saat ini.  

"Kita tahu akhir-akhir ini banyak produk dari luar Indonesia yang melakukan penetrasi yang sangat luar biasa sekali sampai kemudian kalau cek di pasar-pasar maupun di Tanah Abang, itu sudah susah kita mendapatkan made in Indonesia, (isinya) made in negara lain saja, kira-kira begitu," kata Bahlil di Jakarta, Rabu (11/12). 

Bahlil mengaku belum memegang data berapa banyak produk tekstil impor yang masuk Indonesia. Namun, kondisi itu sangat mengganggu karena harga barangnya yang terlalu murah. Alhasil produk lokal yang lebih berkualitas kalah bersaing.  

"Garmen kita kan banyak impor dari negara lain terutama dari China kan. Nah kita harapkan ke depan bagaimana kita pelihara market kita untuk disuplai dari produk-produk dalam negeri," tuturnya. 

Pemerintah, kata Bahlil, masih memikirkan bagaimana ke depannya agar produk-produk yang beredar di pasaran adalah produk tekstil dalam negeri.

"Memang itu bukan hanya kerja pengusaha, harus ada sinergi antara pengusaha dan pemerintah. Regulasi yang harus kita kasih ke mereka jangan memberatkan. Ketika regulasi memberatkan pengusaha, maka mereka tidak akan kompetitif dengan produk-produk impor," kata Bahlil. 

Bahlil mengatakan pemerintah tengah menyusun regulasi yang kuat agar produk tekstil lokal terlindungi.

"Harapan kita ke depan adalah ini sinergi yang kemudian melahirkan keputusan yang win-win, menguntungkan pengusaha dan negara," pungkasnya. 

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X