Berbagai faktor membuat para preman ternama atau mafia kerap terlibat bentrok antar kelompok dengan preman lain di Jakarta hingga tak jarang bentrokan itu berujung pada aksi saling membunuh. Kriminolog menilai sering terjadinya bentrokan itu akibat keuntungan materi yang didapat dari salah satu kelompok preman itu.
Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Ferdinand Andi Lolo mengatakan pertarungan antar kelompok preman sering terjadi di Jakarta salah satunya karena faktor keuntungan dalam hal ini uang. Dia mencontohkan bentrokan kelompok preman yang sering terjadi salah satunya karena faktor ingin menguasai teritori kelompok lain.
"Itu kan sebenarnya berebut teritori, berebut pengaruh dengan mendatangkan keuntungan. Sesederhana itu saja. jadi tidak ada hal lain selain untuk mencari atau membuat keuntungan lebih besar," kata Ferdinand saat dihubungi Indozone, Selasa (23/6/2020).
Selain untuk mengambil keuntungan materi, kelompok preman juga ingin meningkatkan eksistensi kelompok mereka. Mereka ingin preman-preman lain tidak berani melawan kelompok tersebut.
"Kalau dia bisa kuasai teritori lawan dia kemudian bisa meningkatkan wibawanya terhadap lawan itu kan. Kemudian kelompok lain akan berpikir, berpikir tidak melawan kelompok ini. Mereka lebih baik menjadi bagian dari kelompok ini atau bekerjasama dengan kelompok ini," papar Ferdinand.
Selain itu, Ferdinand juga mengungkap alasan para preman tak pernah kapok kembali melakukan aksi kejahatannya meskipun sudah berstatus residivis. Cara mencari uang dengan mudah menjadi daya tarik sendiri para residivis kembali menjadi preman.
"Kenapa tidak kapok-kapok? Karena kesempatannya selalu terbuka dan kegiatan seperti aparat itu masih kurang optimal. Jadi faktor pencegah sehingga hubungan dari dua hal itu yang membuat mereka terus berulah, ditambah lagi dengan keuntungan yang mereka dapatkan juga besar," kata Ferdinand
"Jadi tidak perlu mencari pekerjaan yang susah payah, berkeringat, begitu saja mengandalkan otot dan jumlah saja mereka berhasil dapatkan keuntungan dengan mudah," pungkas Ferdinand.