Luhut Sebut Ekonomi Digital Indonesia Ungguli Singapura dan Malaysia di ASEAN

- Senin, 8 Maret 2021 | 20:44 WIB
Dokumentasi - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.  (photo/ANTARA/HO-Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investas)
Dokumentasi - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (photo/ANTARA/HO-Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investas)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi digital Indonesia terus berkembang hingga telah mengungguli sejumlah negara ASEAN lain seperti Malaysia dan Singapura.

"Khusus Indonesia ekonomi digital kita masih dapat berkembang hingga dua digit di atas negara-negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura," ujar Luhut Senin (8/3) dikutip ANTARA.

Luhut tidak menyebut angka pertumbuhan yang dimaksud. Namun, dia mengatakan bahwa posisi Indonesia hanya kalah dari Vietnam yang memiliki angka pertumbuhan ekonomi digital sebesar 16 persen.

Luhut mengatakan laju pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari investasi yang masuk ke sektor digital Tanah Air.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), selama 2020 sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencatatkan investasi penanaman modal asing (PMA) sebesar 3,6 miliar dollar AS dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp93,2 triliun.

Luhut mengatakan keberadaan sejumlah perusahaan rintisan seperti Bukalapak memiliki andil terhadap besarnya investasi tersebut.

Baca juga: Alasan Kudeta, Australia Tangguhkan Kerja Sama Pertahanan dengan Myanmar

"Dengan kontribusi investasi di dalam perekonomian domestik yang sangat besar 31,9 persen terhadap PDB (produk domestik bruto), investasi di sektor digital tidak hanya akan mendorong kemajuan ekonomi digital namun juga menjadi salah satu kunci untuk memulihkan perekonomian nasional," ujar Luhut.

Lebih lanjut Luhut mengatakan bahwa investasi bukan menjadi satu-satunya faktor penting bagi pengembangan ekonomi digital. Keberadaan ekosistem suportif juga diperlukan supaya ekonomi digital, khususnya perusahaan rintisan dapat tumbuh.

Berdasarkan data dari Global Startup ecosystem Report tahun 2020, Indonesia menempati posisi pertama berdasarkan nilai ekosistem dengan 26,3 miliar dollar AS dan nilai pendanaan tahap awal sebesar 849,5 juta dollar AS.

Dia menilai capaian tersebut tidak akan terwujud tanpa peran serta dari para pemangku kepentingan seperti pemerintah, akademisi, dan pihak swasta.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X