'Minal Aidin Wal Faidzin' Itu Salah, Ini Ucapan Selamat Idul Fitri Yang Benar

- Sabtu, 23 Mei 2020 | 11:05 WIB
Ilustrasi ucapan selamat Idul Fitri. (Instagram/enterkomputer)
Ilustrasi ucapan selamat Idul Fitri. (Instagram/enterkomputer)

Tak terasa, bulan Ramadan 1441 Hijriah (2020 masehi) telah berlalu. Per hari ini, 23 Mei 2020, umat muslim menjalankan hari puasa terakhir. Esok, hari kemenangan tiba. Dan seluruh umat muslim di seluruh dunia akan merayakannya.

Hanya saja, tahun ini berbeda dari tahun-tahun biasanya. Banyak dari umat muslim yang tidak bisa berkumpul bersama keluarganya lantaran aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan oleh pemerintah untuk menanggulangi wabah corona.

Walau jauh, Idul Fitri tak akan mengurangi esensi dari Idul Fitri. Bagaimanapun juga, Idul Fitri tetap patut dirayakan meski tanpa kemewahan.

Salah satu yang terpenting dalam merayakan Idul Fitri adalah soal bagaimana mengucapkan tahniah (selamat) kepada mereka yang merayakannya. Selama ini, khususnya di Indonesia, terjadi salah kaprah yang sudah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun. Sampai-sampai dianggap sebagai bukan kesalahan.

Yang paling umum diucapkan orang adalah "minal ‘aaidiin wal faaiziin dan mohon maaf lahir batin". Padahal, ucapan demikian keliru. Celakanya, kesalahan ini terlanjur melekat di kepala hampir setiap orang, kecuali mereka yang benar-benar paham bahasa Arab.

Lantas, bagaimana ucapan tahniah Idul Fitri yang tepat? Menurut Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Pacarpeluk, Megaluh, Kabupaten Jombang, Nine Adien Maulana, sebagaimana dikutip dari laman nu.or.id, ucapan yang tepat adalah “taqabbalallaahu minnaa wa minkum” yang artinya “semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadlan) kami dan kamu".

Dalam berbagai literatur, kalimat tersebut biasa diucapkan oleh para sahabat Nabi kepada sesama umat Islam yang telah menyelesaikan ibadah puasa Ramadan.

Versi lain yang sedikit panjang adalah dengan menambahkan “taqabbal yaa kariim" setelah  “taqabbalallaahu minnaa wa minkum” sehingga bunyinya menjadi "taqabbalallaahu minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim". Untuk versi yang ini artinya "semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadlan) kami dan kamu. Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah!"

Versi yang paling panjangnya ada lagi, yaitu, "taqabbalallaahu minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim", lalu ditambahkan dengan "wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidiin wal faaiziin”, dan ada pula yang menambahkan “wal maqbuulin kullu ‘ammin wa antum bi khair”. 

Sehingga jadinya: “taqabbalallaahi minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu ‘ammin wa antum bi khair”.

Yang artinya: “semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadlan) kami dan kamu. Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kamu senantia dalam kebaikan.” 

Adapun ucapan "minal aaidiin wal faaiziin”, artinya orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang. Sehingga ini bukan ucapan yang tepat.

Lebih lanjut, Ustaz Adi Hidayat bilang, ketika Idul Fitri, yang ada sebenarnya bukan ucapan selamat, melainkan doa, termasuk tahniah "taqabbalallaahu minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim".

"Jadi bukan diselamatin, tetapi doa. Sama seperti Anda mengucap Assalamualaikum, itu doa. Ada di dalam surat Annisa ayat 86, 

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X