Pria Nikahi Pria di Lombok, Ini Identitas dan Motif Sebenarnya, Sempat Pacaran 2 Bulan

- Selasa, 9 Juni 2020 | 20:21 WIB
Supriyadi yang menyamar jadi Mita (kiri) dan Muhsin (kanan) saat berada di kantor polisi. (Foto: Istimewa)
Supriyadi yang menyamar jadi Mita (kiri) dan Muhsin (kanan) saat berada di kantor polisi. (Foto: Istimewa)

Dalam beberapa hari terakhir masyarakat dihebohkan oleh kabar pernikahan sesama jenis antara Muh (31) dengan Adi yang menyamar jadi Mita (25), di Desa Gelogor, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Belakangan Indozone.id mendapat identitas dan motif yang sebenarnya dari kasus tersebut. Muh yang merasa ditipu bernama asli Muhsin, warga Desa Gelogor. 

Sedangkan Adi yang menyamar jadi Mita bernama asli Supriyadi, warga Lingkungan Pejarakan Karya, Desa Ampenan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

Muhsin telah melaporkan Supriyadi atau Mita (selajutnya ditulis Mita saja) ke Polres Lombok Barat atas kasus dugaan penipuan terkait pernikahan sejenis, pada Sabtu, 6 Juni 2020.

-
Muhsin (31) saat membuat laporan ke kantor polisi. (Foto: Istimewa)

Kepala Desa Gelogor, Hamdani serta Kepala Lingkungan Pejarakan Ampenan, Muhammad Khaskian, turut menjadi saksi atas laporan tersebut.

"Saat ini kami sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut, untuk sementara kita kenakan pasal tentang penipuan karena yang bersangkutan (Supriyadi alias Mita) memang memalsukan identitas," kata Kasat Reskrim Polres Lombok Barat AKP Dhafid Shiddiq, Selasa (9/6/2020).

-
Muhsin (kiri) mengenal Mita lewat aplikasi pencarian jodoh online. (Foto: Istimewa)

Muhsin, kata Dhafid, mengaku mengenal Mita dari aplikasi pencarian jodoh. Mereka sempat berpacaran selama dua bulan sebelum memutuskan untuk menikah. Pernikahan mereka dilangsungkan tanpa satu pun anggota keluarga Mita. 

"Dia (Mita) mengaku orang tuanya telah meninggal semua dan punya kakak kandung yang berada di Sumbawa. Korban (Muhsin) juga pernah telepon dan video call dengan kakaknya namun belum ketemu. Jadi waktu nikah yang bersangkutan (Mita) memang tidak ada walinya," jelas Dhafid.

-
Muhsin dan Mita sesaat setelah ijab qabul. (Foto: Istimewa)

Terungkapnya identitas Mita oleh Muhsin pertama kali berkat bantuan Kepala Desa Gelogor dan Kepling Pejarakan. Mita menggunakan KTP palsu yang dia pinjam dari seseorang, lalu difotokopi untuk meyakinkan Muhsin dan keluarganya.

"KTP asli tidak ada jadi dia buat fotokopian saja. Jadi foto dia sendiri tapi KTP orang lain," terang Dhafid.

Diberitakan sebelumnya, Muhsin membayar maskawin sebesar Rp 20 juta untuk menikahi Mita. Ia mengaku baru tahu kalau Mita adalah laki-laki setelah tiga malam berturut-turut ajakannya untuk berhubungan badan selalu ditolak Mita dengan alasan sedang haid.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X