14 Orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban kasus pengantin pesanan (mail order brides) di negara China telah dibawa pulang oleh Kementerian Luar Negeri.
Para WNI yang berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat dan Kalimantan Barat, itu berhasil dipulangkan dari Tiongkok melalui pendampingan KBRI Beijing.
Indonesia telah menjadi sasaran kasus pengantin pesanan, yakni menjadikan perempuan perempuan asal Indonesia, menjadi istri dari laki-laki warga negara China.
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kemlu Andri Hadi mengatakan, proses pemulangan ini sebagai wujud kehadiran negara dalam pelindungan warganya sekaligus buah kerja sama yang erat dari berbagai pihak. '
Kemenlu minta, WNI agar lebih berhati-hati dalam melakukan pernikahan dengan warga asing dengan mengenal calon pasangan terlebih dahulu, tidak terbujuk rayu janji ekonomi dan mengikuti prosedur pernikahan dengan benar."Ini merupakan langkah pencegahan yang paling efektif,” katanya.
Kasus ini marak terjadi melalui perantaraan agen perjodohan. Namun, agen perjodohan menggunakan modus penipuan untuk meyakinkan para calon pengantin. Bahkan terjadi kasus kekerasan dalam perjalanannya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno L.P. Marsudi telah mengangkat isu ini dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri RRT Wang Yi, di Bangkok, Thailand, pada 30 Juli 2019 lalu.
Menlu Retno Marsudi meminta bantuan Pemerintah RRT agar kasus korban pengantin pesanan, dapat diselesaikan dan bersama-sama dapat dicegah di masa mendatang.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah melakukan pemetaan terkait tujuan dari para pengantin pesanan, yang mana ada 3 wilayah provinsi tujuan di RRT yang menjadi lokasi pengantin pesanan ini yakni Heinan, Hebei dan Xiangdon.
