Ketika Nadiem Makarim Minta Maaf Jelang Hari Guru Nasional...

- Sabtu, 23 November 2019 | 10:13 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim meminta maaf jelang hari Guru Nasional (Antara/Wahyu Putro A).
Mendikbud Nadiem Makarim meminta maaf jelang hari Guru Nasional (Antara/Wahyu Putro A).

Hari Guru Nasional bakal diperingati setiap tanggal 25 November, atau tepatnya pada Senin mendatang. Sudah menjadi tradisi bagi setiap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud">Mendikbud) untuk menyiapkan pidato demi menghormati pahlawan tanpa tanda jasa tersebut.

Tidak terkecuali bagi Mendikbud Nadiem Makarim. Eks bos Gojek itu pun sudah menyiapkan teks pidatonya. 

Akan tetapi, pidato Nadiem Makarim berbeda. Dia mengaku pernyataannya kurang dibumbui dengan kosakata ilmiah, berbagai frasa yang kerap dipakai kaum intelektual maupun para menteri sebelumnya ketika berpidato. 

Dalam naskah pidato di situs Kemendikbud, Sabtu (23/11), Nadiem Makarim meminta maaf kepada para guru karena pidatonya yang kurang sempurna.

"Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Merauke," kata Nadiem Makarim pada awal pidato.

Nadiem Makarim kemudian berbicara mengenai tugas mulia seorang guru dalam teks pidato dua halaman tersebut. Dia menilai tidak mudah berperan sebagai tenaga pendidik. 

"Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan," lanjut Nadiem Makarim. 

Berikut teks pidato Nadiem Makarim secara keseluruhan yang dikutip dari laman Kemendikbud.go.id.

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati,

Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya agak sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Guru Indonesia yang Tercinta, tugas Anda adalah yang termulia sekaligus yang tersulit.

Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingan dengan pertolongan.

Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas adminstratif tanpa manfaat yang jelas.

Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X