Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, merespons perkataan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian yang menyebut Ibu Kota seperti kampung dibandingkan kota Shanghai, China.
Anies Baswedan menganggap Tito sudah menilai secara objektif situasi Jakarta dan Shanghai. Namun, Anies meminta pernyataan Mendagri dimaknai sesuai konteks, yakni terkait kecepatan transformasi di China.
"Objektif saja bahwa dalam beberapa dekade, perekonomian China yang asalnya kecil, lompat sampai 100 kali lebih besar. Jadi melampauinya bukan hanya kasus Jakarta dan Shanghai," kata Anies di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (26/11).
"Jadi menurut saya, tidak usah dilepaskan konteks percakapannya," lanjut Anies.
Disinggung soal transportasi di Jakarta, Anies menjelaskan Ibu Kota telah mengintegrasikan antarrute transportasi umum, kemudian ticketing management. Pada 2017, jumlah penumpang kendaraan umum tercatat mencapai 338.000. Lalu dalam dua tahun, Anies mengklaim hampir menembus 700.000.
"Artinya ketika kita melakukan langkah-langkah yang tepat untuk melakukan transformasi, maka lompatan yang drastis itu terjadi," tutur Anies.
Anies pun mengatakan China memberikan pelajaran bahwa lompatan drastis itu bukan 1-2 lokasi, tetapi di seluruh negeri. Sehingga, menurutnya ini pesan untuk kepala daerah.
