Data BNPB, 851 Desa di NTT Terdampak Kekeringan

- Senin, 22 Juli 2019 | 22:40 WIB
Petani gagal panen akibat kekeringan di musim kemarau/ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Petani gagal panen akibat kekeringan di musim kemarau/ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Sebanyak 851 Desa di 15 Kabupaten pada Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi daerah yang terdampak kekeringan. Enam kabupaten diantaranya berstatus siaga darurat.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo menjelaskan enam kabupaten yang mengumumkan status siaga darurat yakni, Kabupaten Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Manggarai Barat, Rote Ndao, dan Flores Timur, dan Kabupaten Kupang. 

Di Kabupaten Sumba Timur terdapat 18 desa dari tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan, Timor Tengah Selatan 75 desa di 19 kecamatan, Manggarai Barat 40 desa di tujuh kecamatan. Kemudian Flores Timur 12 desa di delapan kecamatan, Kupang 86 desa di 21 kecamatan.

"Kabupaten Rote Ndao ada 110 desa di 10 kecamatan yang terdampak kekeringan," ujar Agus dalam pemaparannya saat jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (22/7/2019).

Agus menambahkan hingga hingga 22 Juli 2019, sudah ada 1.821 desa dari tujuh provinsi termasuk NTT yang terdampak kekeringan dan 55 kabupaten diantaranya sudah termasuk enam kabupaten di NTT telah ditetapkan siaga darurat dampak kekeringan

Adapun provinsi yang paling tinggi menetapkan status siaga yakni Jawa Timur dengan 25 Kabupaten telah diumumkan siaga darurat bencana kekeringan.

Menurut Agus, jumlah kabupaten yang menyatakan status siaga darurat kemungkinan akan bertambah mengingat puncak kekeringan diprediksi akan berlangsung pada September atau November.

Untuk mengantisipasi dampak kekeringan BNPB telah menyalurkan air bersih ke wilayah yang terdampak kekeringan. Sejauh ini total air bersih yang sudah didistribusikan mencapai 7.045.400 liter.

Selain itu, BNPP telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menjalankan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau yang dikenal dengan penerapan hujan buatan.

"Strategi penanganan kekeringan dalam jangka pendek yakni menyalurkan air bersih, menambah jumlah mobil tangki, membuat sumur bor dan hujan buatan. Untuk jangka panjang, revitalisasi danau, membangun waduk, revitalisasi dan reforestasi daerah aliran sungai (DAS)," kata Agus.

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X