Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) kembali menyemprot bawahannya dalam rapat di Istana Negara, Selasa (16/7/2019). Kali ini Plt Direktur Utama PLN Djoko Rahardjo Abumanan dan Menteri ESDM Ignasius Jonan yang jadi sasaran.
Hal ini terjadi saat Jokowi mempertanyakan soal penyelesaian masalah sampah dalam Rapat Terbatas (Ratas) dengan topik Perkembangan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menagih penyelesaian soal sampah yang tak kunjung terselesaikan. Padahal, persoalan ini sudah beberapa kali dibahas dalam Ratas, termasuk saat dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.
"Jadi gubernur juga sama, tapi sampai sekarang, sampai hari ini, saya belum mendengar ada 'progress' yang sudah nyala (mulai) dan jadi," ungkap Presiden.
Jokowi mengaku sudah meminta laporan langsung dari para kepala daerah terkait masalah ini. Dari laporan tersebut, diketahui beberapa masalah yang jadi kendala.
"Ada yang menyampaikan 'PLN-nya Pak yang lamban, PLN ada? Tinggal nanti langsung saya perintah," ujarnya yang langsung direspons Djoko.
Tak hanya Plt Dirut PLN, Menteri ESDM pun ikut disemprot. "Ada yang menyampaikan di ESDM-nya belum beres. Menterinya ada. Sudah, kita selesaikan sore hari ini," kata Jokowi.
Ingin Segera Rampung
Jokowi menekankan, masalah utama dalam rapat tersebut bukan proyek pembangunan pembangkit listrik, tetapi masalah sampah. "Listrik itu adalah ikutannya," tuturnya.
Pria berusia 58 tahun tersebut masalah sampah tak hanya terjadi di daratan, tetapi juga di laut. Dia bahkan mengungkapkan, Indonesia berada di urutan kedua dalam hal sampah.
Jokowi meminta ada satu solusi yang benar-benar dihasilkan dalam rapat tersebut. "Langsung 'to the point' saja masalahnya. Tidak usah cerita terlalu panjang," perintah Presiden.
Pernah Sentil Menteri ESDM dan BUMN
Jokowi juga pernah menyentil Menteri ESDM Ignasius Johan dalam sidang kabinet paripurna, beberapa waktu lalu. Jokowi menegur Ignasius karena angka impor menjadi sangat tinggi.
Selain Menteri ESDM, Jokowi juga menunjuk Menteri BUMN Rini Soemarno. Teguran itu ditanggapi santai oleh Rini karena menganggap situasi tersebut biasa terjadi.
