Perancis Kembalikan Artefak Kuno Milik Pakistan

- Senin, 8 Juli 2019 | 09:26 WIB
Beberapa artefak yang disita oleh bea cukai Prancis antara 2006 dan 2007, dipajang sebelum dikembalikan oleh otoritas Prancis ke Pakistan Reuters/Philippe Wojazer
Beberapa artefak yang disita oleh bea cukai Prancis antara 2006 dan 2007, dipajang sebelum dikembalikan oleh otoritas Prancis ke Pakistan Reuters/Philippe Wojazer

Pemerintah Perancis diketahui mengembalikan lebih dari 400 artefak curian kepada Pemerintah Pakistan, barang yang dikembalikan itu berupa patung kuno, vas, guci, dan piala.

Kumpulan artefak yang dikembalikan itu diperkirakan bernilai sekitar €139,000 atau Rp 2,2 miliar.

"Ini sungguh merupakan momen spesial bagi Pakistan," ujar Kepala Misi Pakistan, Muhammad Majad Aziz Qazi.

"Ini juga merupakan momen mengharukan bagi kami. Kami percaya, hari ini, bahwa sebagian dari warisan peninggalan Pakistan kembali ke tanah airnya," tambahnya.

Qazi menginformasikan bahwa proses untuk mengirim harta karun itu sedang dipersiapkan untuk dikembalikan ke Islamabad.

"Semoga segera. Kamu akan menemukannya (artefak) di salah satu museum terbaik yang kami punya di Pakistan," ujar Qazi.

Peninggalan bersejarah tersebut diketahui telah ada di Prancis sejak September 2006 dan dikirim dalam bentuk paket ke sebuah balai kesenian di Paris.

Sejumlah paket itu akhirnya disita oleh petugas bea cukai di Bandar Udara Roissy Charles de Gaulle, Paris. Setelah diidentifikasi oleh Pusat Nasional untuk Penelitian Ilmiah, barang-barang tersebut merupakan hasil jarahan yang diperoleh dari pemakaman di Lembah Indus, Pakistan.

Sementara, pengiriman lain berupa tembikar dan kerajinan tangan dari tanah liat yang juga hendak dikirim ke balai kesenian yang sama berhasil dihentikan dua pekan kemudian.

Tak hanya itu, petugas bea cukai bandara juga berhasil menyita ratusan potong keramik lainnya.

Sementara itu, Arkeolog Asia Selatan, Aurore Didier, mengatakan beberapa artefak Baluchistan di selatan Pakistan kerap kali mengalami pencurian sehingga wilayah tersebut sulit mengumpulkan data antropologi terkait orang-orang yang pernah tinggal di sana.

"Ini bukan hanya penyelundup rakus yang melakukannya melainkan juga pasar seni internasional. Penjarahan seperti ini dulunya lazim terjadi di wilayah Baluchistan," ujar Didier.

Insiden pencurian barang bersejarah ini juga telah menarik perhatian Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Macron telah berupaya mengembalikan semua karya seni kuno itu ke negara asalnya.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X