Kilas Balik Jiwa Muda Habibie di Ultah Ke 83 

- Rabu, 26 Juni 2019 | 11:49 WIB
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Presiden ketiga Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie genap berusia 83 tahun pada Selasa, 25 Juni kemarin. Diulangtahunnya yang mencapai delapan dekade, kakek enam cucu ini masih memiliki jiwa muda.

Habibie menilai dirinya masih memiliki jiwa berumur 38 tahun. Hal itu dilontarkan saat mendapat kejutan perayaan ulang tahun di acara peluncuran The Habibie Institue for Public Policy and Governance (HIPPG) di Balai Sidang UI, Depok, kemarin.

"Saya ucapkan terima kasih atas ucapan ulang tahun. Saya bilang, usia saya 83, tapi jiwa saya 38," ujar Habibie sebelum memotong tumpeng.

Pernyataan masih memiliki jiwa muda juga pernah diungkapkan Habibie saat membuka peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang ke-23 di Pekanbaru Riau tahun lalu. Kala itu, Habibie mengatakan, meski umurnya sudah 82 tahun namun usia otak dan pemikiran masih berumur 28.

"Kalau saya ini sudah 82 tahun. Naik tangga sudah susah. Tapi otaknya seperti masih usia 28 tahun," ujar Habibie dalam sambutannya.

Ternyata dua pernyataan soal kilas balik umur ini bukan sembarangan. Di umur 28 dan 38 merupakan titik awal dalam hidup Habibie meraih penghormatan dan jabatan. Lantas seperti apa kiprah Habibie muda. 

Pria kelahiran kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936 ini sudah meraih predikat Summa Cum Laude di usia 29 tahun yang didapat setelah belajar 10 tahun studi teknik penerbangan di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule (RWTH), Aachen, Jerman. 

Di kampus Jerman itu, Habibie meraih dua gelar sekaligus yaitu Diplom Ingenieur pada tahun 1960 dan Doktor Ingenieur pada 1965 dengan predikat Summa Cum Laude, gelar penghormatan tertinggi yang diberikan lembaga perguruan tinggi dengan indeks prestasi kumulatif diatas 3.80. 

Anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A Tuti Marini Puspowardojo ini mengenyam pendidikan di Jerman sejak umur 19 tahun. Sedari kecil, Habibie gemar membaca. Kebiasaan inilah yang membuat ia dikenal sebagai anak cerdas. 

Di umur 37 tahun, Habibie sudah dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, yaitu Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) pada periode 1973-1978 serta menjadi Penasihat Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB pada 1978. Habibie merupakan orang Asia satu-satunya yang menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman.

Jadi bisa dibayangkan, di umur 82 tahun, Habibie masih memiliki pemikiran Summa Cum Laude dan di umur 83, eyang, sapaan akrab cucu Habibie, masih memiliki jiwa Vice Presiden perusahaan besar.

Prestasi Habibie tidak sampai disitu,  pada tahun 1973 Presiden kedua Soeharto mengirim Ibnu Sutowo untuk memanggil Habibie kembali ke Indonesia. Kursi penasihat pemerintah di bidang teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi sudah menunggu untuk diduduki sekembalinya ke Indonesia. Lima tahun kemudian Habibie mendapat kepercayaan menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi selama dua dekade, dari 1978 hingga 1998.

Pada 14 Maret 1998 Habibie terpilih menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia dalam Kabinet Pembangunan VII dan terhitung sejak 21 Mei 1998 Habibie naik ke kursi Presiden setelah Soeharto digulingkan dari kekuasaan selama 32 tahun.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X