KPAI Temukan Fakta Dibalik Kematian Paskibraka Aurellia

- Rabu, 7 Agustus 2019 | 10:40 WIB
photo/Instagram/@benyamindavnie/ANTARA/Deden Rojani
photo/Instagram/@benyamindavnie/ANTARA/Deden Rojani

Anggota Paskibraka Kota Tangerang Selatan, Aurellia Qurratuaini (16) meninggal dunia, Kamis (1/8). Kepergian pelajar SMA Al Azhar BSD Tangerang Selatan itu sangat mendadak saat masih dalam pendidikan dan pelatihan (Diklat) Calon Paskibraka Tingkat Kota (Capaska).

Terkait hal itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan sejumlah fakta terkait kematian Paskibraka Aurellia. Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan indikasi kekerasan fisik dan psikis pada korban sempat diceritakan oleh ayah Aurellia, Farid Abdurrahman.

Menurut Retno, orang tua korban menemukan kejanggalan selama masa pelatihan itu. Aurellia harus menjalani latihan berlari setiap hari dengan membawa beban di punggung berupa ransel berisi 3 kilogram pasir, 3 liter air mineral dan 600 liter air teh manis.

"Dalam proses penyiapan fisik olahraga lari keliling lapangan adalah hal biasa. Tetapi jika berlari dengan membawa beban di punggung seberat itu tidak lazim dalam suatu pelatihan bagi Paskibra. Orang tua korban menilai latihan itu janggal karena mereka juga mantan Paskibra sekolah," kata Retno dalam keterangan tertulis, Selasa (6/8).

Dari keterangan orang tuanya, Aurellia harus menjalani latihan selama 10 jam  per hari, sejak tanggal 9 hingga 31 Juli, kecuali di hari Jumat.

Sebelumnya, ayah Aurellia, Farid Abdurrahman mengatakan tidak ingin membawa kasus kematian putrinya ke pihak berwajib. Namun, ia berharap kasus itu menjadi pelajaran dan pembenahan pihak terkait yang terlibat dalam melatih para Paskibraka Tangsel. Dia tidak ingin kasus serupa terulang.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X