Kasus Corona Masih Tinggi, Kadin: Tes dan Edukasi ke Masyarakat Kurang

- Sabtu, 12 September 2020 | 10:54 WIB
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Kamis (2/4/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Kamis (2/4/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Kasus Covid-19 di Indonesia kurang lebih enam bulan belum tertangani dengan baik. Angka kasus positif terakhir secara total di seluruh Indonesia menyentuh 210.940, karena itu pemerintah baik pusat dan daerah harus lebih serius untuk menangani masalah ini.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Erwin Aksa mengatakan, Indonesia masih ada dalam situasi pandemi dengan infection rate yang sangat tinggi karena itu kegiatan ekonomi dan sosial sebaiknya tidak berjalan karena berbahaya bagi masyarakat.

"Situasi Indonesia saat ini masih pandemi dimana situasi ini infection rate dari penyakit atau virus ini masih tinggi. Satu orang bisa menjangkitkan lima sampai tujuh orang dalam kasus pandemi, sehingga kita tidak bisa membuka ekonomi dan sosial kita begitu cepat, tanpa mengontrol infection rate," kata Erwin dalam diskusi Perspektif Indonesia bertajuk "PSBB Lagi ?" di Smart FM, Sabtu (12/9/2020).

Untuk itu, hal yang perlu dilakukan pemerintah adalah berupaya menurunkan infection rate secara bertahap diikuti penurunan status dari pandemi hingga new normal sampai situasi aman untuk menjalankan aktivitas ekonomi dan sosial.

"Nah kita harus bisa menurunkan infection rate kemudian menjadi epidemi, new normal, dan seterusnya seperti yang dilakukan beberapa negara, baru kita bisa membuka ekonomi dan membuka kegiatan sosial kita agar lebih aman," tuturnya.

Ia berpendapat bahwa sampai saat ini, kapasitas tes secara keseluruhan di Tanah Air masih relatif kecil bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang besar. Padahal ini sangat penting untuk tracing sehingga pengendalian kepada penyebaran Covid-19 bisa dilakukan dengan efisien.

"Sampai saat ini, kita tidak memiliki kapasitas tes yang cukup. Kapasitas swab kita sangat rendah dengan negara lain. Kita dalam sehari mungkin hanya bisa tes sampai 35 ribu, sementara penduduk dari 260 juta orang. Ini berbanding jauh dengan New York City, yang sehari melakukan 65 ribu tes perhari dari penduduk 19 juta jiwa," terangnya.

"Nah, saya kira yang paling penting adalah contact tracing. Saya tidak pernah melihat ada contact tracing yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah. Contact tracing sangat penting, untuk mendapatkan orang yang memiliki virus di tubuhnya kemudian kita isolasi, memastikan dia negatif dan kembalikan ke keluarganya," ujarnya

Selain itu, ia juga menyoroti lemahnya penyampaian informasi dan edukasi bagaimana bahaya dari Covid-19 sehingga masyarakat bisa mengikuti dan disiplin dengan protokol kesehatan.

"Sampai hari ini, tidak ada informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait Covid-19, sehingga masyarakat masih cuek, gak pake masker, gak jaga jarak, dan sebagainya," tukasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X