Cerita Pilu Andi Arni Sampai Cium Sepatu Dokter Minta Ibunya Dimakamkan di Bulukumba

- Kamis, 4 Juni 2020 | 14:26 WIB
Andi Arni menangis saat menceritakan pilu hatinya ibunya meninggal dunia dipaksa jadi pasien Covid-19. (Istimewa)
Andi Arni menangis saat menceritakan pilu hatinya ibunya meninggal dunia dipaksa jadi pasien Covid-19. (Istimewa)

Seorang anak perempuan sampai mencium sepatu dokter RS Bhayangkara Makassar supaya ibunya tidak dimakamkan secara protokol Covid-19.

"Saya bicara baik-baik mencium sepatunya untuk kami membawa Umi saya ke pemakaman keluarga di Bulukumba," kata Andi Arni Esa Putri Abram (24) kepada wartawan, Rabu (3/6/2020).

Seperti yang diketahui sang ibu, Nurhayani Abram (48) mengalami gejala stroke hingga membuat pembuluh darahnya pecah lalu meninggal dunia. Arni tidak terima dimakamkan pakai protokol Covid-19.

Namun demikian tim gugus tugas COVID-19 dari RS Bhayangkara Polda Sulsel tetap menjalankan protokol dengan memakamkan ibunya di Kompleks Pemakaman Khusus COVID-19 di Macanda, Gowa.

"Saya percaya satu dokter yang saya sebut itu pak Haji, pak Haji mengatakan 'iya dek kita cuma kafankan ibu. Nanti kalau mau disalatkan, kita tunggu bapak untuk masuk salatkan bersama-sama'," katanya sambil menirukan perkataan seroang dokter di sana.

-
Andi Arni Esa Putri Abram saat diwawancari

 

Ini yang membuat Arni percaya, dan berkeyakinan kalau dokter pak haji tersebut tidak bakalan berbohong kepadanya.

Pihak keluarga pun awalnya sepakat untuk menjalankan protokol seperti yang disampaikan pihak rumah sakit untuk menjalankan fardu Kifayah, dimandikan, dikafani dan dimakamkan.

Namun pihak kemudian keluarga bersikeras supaya jenazah dimakamkan di tempat yang mereka tunjuk di Bulukumba.

Naik ke Atas Kap Mobil Ambulans

Viral video tangisan seorang anak perempuan pecah setelah ibunya dinyatakan meninggal di RS Bhayangkara Makassar tak terima dimakamkan pakai prosedur Covid-19.

Peristiwa itu terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial saat seorang perempuan sampai naik kap mobil ambulans supaya ibunya tidak dimakamkan di pemakaman umum penderita Covid-19.

Adalah Andi Arni Esa Putri Abram (24) puteri dari Nurhayani Abram (48) pasien meninggal akibat pembuluh darah pecah. Namun jenazah dimakamkan sesuai protokol Covid-19.

Dia memohon kepada dokter yang menangani, sampai bersimpuh mencium kaki yang bersangkutan supaya jenazah ibunya bisa dibawa ke pemakaman keluarga di Bulukumba. Namun protokol tetap dijalankan.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X