Menyusul Singapura, Ekonomi Indonesia Kuartal II Diprediksi Alami Kontraksi

- Selasa, 14 Juli 2020 | 20:31 WIB
Ilustrasi Uang. (Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga)
Ilustrasi Uang. (Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga)

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan bahwa Pemerintah Singapura hari ini telah melaporkan kondisi perekonomian negaranya yang mengalami kontraksi di kuartal II-2020.

Tak tanggung-tanggung, produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2020 -41,2% quarter-on-quarter (QoQ), setelah sebelumnya mengalami minus 3,3% di kuartal I-2020.

"Kontraksi pada periode April-Juni tersebut lebih buruk dari konsensus di Trading Economic sebesar -37,4%," kata Ibrahim dalam keterangan, Selasa (14/7/2020).

Sementara secara tahunan atau year-on-year (YoY), pertumbuhan ekonomi Singapura juga mengalami kontraksi 12,6%. Hal ini juga lebih buruk dari konsensus minus 10,5% (YoY). Tidak hanya lebih buruk dari konsensus, pertumbuhan ekonomi tersebut juga merupakan yang terburuk sepanjang sejarah Negeri tersebut.

"Di kuartal I-2020, PDB mengalami kontraksi tipis minus 0,3% (YoY)," ujar Ibrahim.

Dengan memburuknya ekonomi Singapura, hal itu tentu akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia yang selama ini merupakan mitra bisnis yang sangat strategis, serta penyumbang investasi besar di Indonesia. Kondisi ini jika tidak segera diatasi, akan berdampak terhadap perekonomian dalam negeri.

"Bahkan ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi nasional akan mengalami kontraksi di kuartal II-2020," tuturnya.

Meski demikian, sejauh ini kontraksi yang terjadi di Singapura, terlihat belum menyambar ke Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari IHSG dan Rupiah yang keduanya ditutup menguat pada perdagangan hari ini.

IHSG ditutup menguat 14 poin atau setara 0,29% ke level 5079,122. Sementara itu, kurs rupiah terhadap dolar AS juga ditutup mengalami penguatan. Rupiah menguat 11 poin atau setara 0,08% ke level Rp14.439 per dolar AS.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X