Konflik Laut China Selatan Memanas, Kedubes Tiongkok Sebut Amerika Sebagai Provokator

- Rabu, 25 November 2020 | 18:32 WIB
Ilustrasi kondisi di Laut China Selatan. (REUTERS).
Ilustrasi kondisi di Laut China Selatan. (REUTERS).

Kedutaan Besar Tiongkok menuduh Amerika Serikat mencoba "menciptakan kekacauan" di Asia-Pasifik dengan memprovokasi beberapa negara di wilayah Laut China Selatan.

Hal itu diungkapkan sehari setelah Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien berkunjung ke Filipina. Dalam pertemuannya, utusan Amerika tersebut mendukung negara-negara dalam sengketa maritim dengan Tiongkok dan menuduh Beijing menggunakan tekanan militer untuk memajukan kepentingannya sendiri, seperti yang dilansir Aljazeera.

"Fakta telah membuktikan bahwa AS adalah pendorong terbesar militerisasi Laut China Selatan dan faktor eksternal paling berbahaya yang membahayakan perdamaian dan stabilitas Laut China Selatan," kata Kedubes dalam pernyataan yang merujuk pada jalur air tersebut.

Selama perjalanannya ke Manila, O'Brien memberi tahu Filipina dan Vietnam, kedua negara yang berselisih dengan Beijing untuk menutupi Laut China Selatan. Selain itu, O'Brien juga mendekati Taiwan dan menegaskan kembali komitmen AS untuk Taiwan untuk memiliki pemerintahan sendiri.

Baca Juga: Imbau FPI Tak Main Hakim Sendiri Soal PKI, Pangdam Jaya: Harus Kepolisian dan TNI

Tiongkok juga mengecam komentar O'Brien di Taiwan, yang  memperingatkan Tiongkok bahwa mereka akan menghadapi "serangan balasan" jika mencoba menggunakan kekuatan militer untuk memaksa pulau itu.

Pernyataan itu ditanggapi Tiongkok bahwa urusan Taiwan adalah urusan "internal" bagi Tiongkok.

“Hanya ada satu Tiongkok di dunia. Baik Taiwan dan Hong Kong adalah bagian tak terpisahkan dari Tiongkok. Ini adalah fakta objektif dan norma dasar yang mengatur hubungan internasional," klaim Kedubes Tiongkok.

Sementara itu, konflik AS-Tiongkok mau tak mau akan menyeret Filipina.  Hal itulah yang dikatakan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana, seperti yang dikutip dari Inquiry.

Kepala pertahanan Filipina mengatakan persaingan dari dua negara adidaya di Laut China Selatan telah menyita waktu dan pikiran badan keamanan di wilayah tersebut.

“Ini kemudian adalah inti dari tantangan keamanan di kawasan Indo-Pasifik, konfrontasi yang membayangi AS dan sekutunya dan Tiongkok untuk Laut China Selatan,” kata Lorenzana.

Memanasnya konflik tersebut juga terimbas kepada Indonesia yang memiliki Natuna sebagai bagian dari wilayahnya. Kondisi tersebut membuat TNI Angkatan Laut membangun markas dan menerjunkan kurang lebih satu kompi besar tentara marinir untuk bersiaga di kawasan Natuna.

Berbagai alat tempur juga telah mulai didatangkan demi menjamin keamanan di Natuna. Bahkan kata dia, markas khusus untuk TNI pun telah selesai dibangun meski  tentara yang bersiaga masih terbilang tak terlalu banyak.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X