FOTO: Pemburu Tanaman Taiwan Berlomba Mengumpulkan Spesies Langka

- Senin, 21 September 2020 | 16:40 WIB
Hung Hsin-Chieh, asisten peneliti di Pusat Konservasi Botani Dr. Cecilia Koo, mencari sejenis bunga bernama Lycoris Sprengeri, di Dongyin, Matsu, Taiwan (REUTERS/Ann Wang)
Hung Hsin-Chieh, asisten peneliti di Pusat Konservasi Botani Dr. Cecilia Koo, mencari sejenis bunga bernama Lycoris Sprengeri, di Dongyin, Matsu, Taiwan (REUTERS/Ann Wang)

Di hutan dan pulau lepas pantai terpencil Taiwan, sekelompok konservasionis berlomba untuk mengumpulkan sebanyak mungkin spesies tanaman langka sebelum mereka hilang karena perubahan iklim dan perambahan manusia.

Diawasi oleh Pusat Konservasi Botani Dr. Cecilia Koo, para pemburu tanaman menjelajahi Taiwan sub-tropis untuk mendapatkan sampel tanaman langka sebanyak mungkin, dari pantai timur yang berbatu di sekitar Taitung hingga Dongyin, di kepulauan Matsu.

Meskipun memiliki dataran pantai barat yang padat penduduk, dan sedikit tercemar, sekitar 70% dari pulau ini ditutupi oleh hutan pegunungan yang lebat, yang merupakan rumah bagi rusa, babi hutan, dan populasi beruang hitam Formosa yang terancam.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memastikan keanekaragaman hayati Taiwan dilindungi dan spesies langka yang mungkin telah punah di habitat aslinya suatu hari nanti dapat diperkenalkan kembali.

-
Hung Hsin-Chieh, asisten peneliti di Pusat Konservasi Botani Dr. Cecilia Koo, mengumpulkan Lycoris sprengeri, sejenis bunga (REUTERS/Ann Wang)
-
Karyawan Pusat Konservasi Botani Dr. Cecilia Koo Hung Hsin-chieh, asisten peneliti dan Cheng Ken Yu, manajer pengumpulan lumut dan bryophyta, berjalan melalui hutan Qi Lin di Taitung, Taiwan (REUTERS/Ann Wang)
-
Bryum, sejenis bryophyta, digambarkan di dalam pembibitan di Pusat Konservasi Botani Dr. Cecilia Koo di Pingtung (REUTERS/Ann Wang)
-
Hung Hsin-Chieh, asisten peneliti di Pusat Konservasi Botani Dr. Cecilia Koo, mengamati tanaman yang dia kumpulkan dari hutan Qi Lin (REUTERS/Ann Wang)
-
Sebuah kebun buah berdiri di dalam rumah kaca di Pusat Konservasi Botani Dr. Cecilia Koo di Pingtung (REUTERS/Ann Wang)

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X