Pengamat politik Rocky Gerung belum lama ini memberikan tanggapannya mengenai kebijakan pemerintah dalam menangani COVID-19 pada saat libur panjang natal-tahun baru 2020 kemarin yang menyebabkan meningkatnya jumlah kasus COVID-19.
Hal itu disampaikan Rocky dalam video wawancaranya bersama Hersubeno Arief di akun Youtube Rocky Gerung Official yang diunggah pada Senin (4/1/21).
Ia menyebut bahwa ribuan manyarakat keluar rumah untuk berlibur dan merayakan tahun baru. Ia melihat bahwa banyak masyarakat yang berkerumunan di tempat-tempat yang menarik seperti kafe, dan tak ada lagi jarak antara mereka tanpa mengkhawatirkan penularan COVID-19.
"Saya mutar sedikit daerah Sentuk ke arah Ciawis,semua warung di pinggir jalan yang punya view sedikit aja itu dikerumuni orang dan bener-bener gak ada jarak lagi," kata Rocky pada video tersebut seperti dikutip Indozone pada Senin (4/1/21).
Ia menyebut bahwa hal itu bukanlah merupakan kesalahan dari masyarakat, justru karena kesalahan pemerintah.
"Karena betul-betul tidak ada disiplin, dan itu bukan karena kesalahan konsumen kita, dalam setahun ada kesempata kecil liburan tahun baru, maka ia mesti merelaksasikan hatinya," jelas Rocky.
Pakar filsuf ini juga menyebut bahwa pemerintah telah gagal dalam memberikan kebijakan mengenai bepergian selama pandemi.
"Sebenarnya pemerintah gagal lagi, karena yang diucapkan pemerintah kan 'okey kalo mau bepergian pakai tes antigen' kan maksudnya jangan bepergian, tapi tidak dijelaskan," jelas Rocky. Karena tidak dijelaskan, bahwa walaupun sudah tes antigen potensinya (tertular COVID-19 tetap terbuka)," jelasnya.
Ia juga menyebut bahwa cara pemerintah dalam menangani kasus COVID-19 ini tidaklah profesional.
"Cara pemerintah mengelola kasus ini tidak profesional," sambung Rocky.
