Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengapresiasi Kapolri Jenderal Pol Idham Azis yang bergerak cepat dalam membongkar persekongkolan jahat para jenderal dalam melindungi buronan Djoko Tjandra.
Dalam kasus ini, ada 3 jenderal yang dicopot dari jabatannya oleh Idham Azis. Mereka adalah Kadiv Hubungan Internasional Polri Irjen Pol Napoleon Bonaparte, Sekretaris NCB Interpol Indonesia Brigjen Pol Nugroho Slamet Wibowo dari jabatannya dan Bridgen Pol Prasetijo Utomo.
"Tiga jenderal sudah dicopot Kapolri dalam dua hari dan ini tentunya wujud dari sikap promoter untuk menjaga marwah kepolisian," ujar Neta S Pane, Rabu (18/7/2020).
Neta mengatakan, hal ini tidak cukup hanya sampai di situ agar kasus ini tuntas dan bisa membawa efek jera bagi para jenderal yang bermain-main melindungi orang bermasalah di Tanah Air.
Menurutnya, ada 5 hal lagi yang patut dilakukan oleh Kapolri. Pertama, segera membuka CCTV Bareskrim agar bisa mengungkap siapa saja yang mendampingi dan menjemput saat Djoko Tjandra datang mengurus surat jalan tersebut.
Kedua, apa motivasi para jenderal itu dalam memberi keistimewaan kepada Djoko Tjandra. Ketiga, disebut-sebut dalam kasus Djoko Tjandra ini ada dugaan gratifikasi dan ke mana saja aliran dananya, Kapolri harus membongkarnya.
Keempat, semua pihak di Polri yang terlibat kasus Djoko Tjandra, terutama ketiga jenderal yang dicopot harus segera diproses pidana dibawa ke pengadilan.
Sebab, kasus persekongkolan jahat dalam melindungi buronan pengalihan hak tagih utang Bank Bali ini adalah kejahatan luar biasa.
Kemudian, yang terakhir adalah semua pihak di luar Polri yang terlibat memberi keistimewaan kepada Djoko Tjandra, termasuk lurah hingga Dirjen Imigrasi harus diperiksa dan jika terbukti terlibat harus menjalani proses hukum.
Dengan kelima hal tersebut, persekongkolan jahat dalam melindungi Djoko Tjandra bisa terungkap secara terang benderang dan selesai dengan tuntas di pengadilan.
