Nama Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa masuk ke dalam daftar 500 tokoh Muslim berpengaruh di dunia tahun 2022. Sejumlah pengamat politik menilai hal itu bisa menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia.
Direktur Eksekutif IndoStrategic sekaligus Managing Director Paramadina Public Policy Institute (PPPI) Dr A Khoirul Umam, Minggu (31/10), menilai masuknya nama Khofifah wujud pengakuan terhadap perannya di ruang politik dan kebijakan publik.
“Capaian ini bisa menjadi inspirasi bagi para perempuan Indonesia lainnya, khususnya kalangan Nahdliyin dan Muslimah Indonesia pada umumnya,” ujar dia dikutip dari ANTARA.
Umam menyebut, prestasi Khofifah ini bisa jadi catatan bekalnya untuk masuk bursa kepemimpinan nasional Indonesia ke depan.
Baca juga: Facebook Ganti Nama, Saham Meta Materials Ikut Melambung
Hal senada disampaikan pengamat asal Surabaya Survey Center Surokim Abdussalam yang mengatakan sebagai negara dengan penduduk Muslim moderat terbesar di dunia munculnya para pemimpin berpengaruh dari Indonesia layak disyukuri.
Menurut dia, Khofifah mampu menciptakan ruang hidup yang adil dan aman bagi komunitas lintas agama, baik pada skala nasional maupun regional.
“Salah satu bukti yang ditunjukkan adalah saat mengikuti konstelasi politik pada 2019, dia memerankan sebagai pendukung kuat persatuan lintas agama di Indonesia,” katanya.
Khofifah selalu mengingatkan bahwa Jawa Timur dan Indonesia sendiri terdiri atas banyak ragam ras dan kepercayaan.
“Beliau mengajak masyarakat saling bersatu padu, bukan tercerai-berai. Peran tersebut merupakan amanah yang diemban selaku pelaksana roda pemerintahan,” ujar dia.
Diketahui, nama Khofifah Indar Parawansa masuk pada daftar 500 tokoh Muslim sekaligus menjadi pendatang baru sebagai tokoh berpengaruh di dunia tahun 2022 di bidang politik bersama sejumlah tokoh baru lainnya.
Selain nama Khofifah Indar Parawansa, “The Muslim 500” juga mengindeks sejumlah nama tokoh Muslim di Indonesia sebagai tokoh berpengaruh di dunia.
Beberapa di antaranya ialah Presiden Joko Widodo di urutan ke-13, Ketua PBNU Prof Said Aqil Siradj di urutan ke-19, Habib Luthfi bin Yahya di urutan ke-32, dan Prof Dr Din Syamsuddin dalam kategori Honourable Mentions.
