Tepis Tudingan PSI Soal Politik Dua Kaki, Begini Penjelasan PAN

- Jumat, 27 Agustus 2021 | 18:13 WIB
Wakil Ketum Partai PAN Viva Yoga Mauladi. (dpr.go.id)
Wakil Ketum Partai PAN Viva Yoga Mauladi. (dpr.go.id)

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menanggapi pernyataan PSI yang mengingatkan agar PAN tidak bermain dua kaki usai masuk dalam koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin.

Viva menjelaskan pada saat menjelang Pilpres 2019 lalu terdapat perbedaan dalam pilihan pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden. Kala itu PAN mengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai capres-cawapres.

Pada saat menjelang pilpres 2019, ada perbedaan dalam pilihan pasangan calon capres/ cawapres. Dalam rangka menegakkan fatsun politik, PAN mengundurkan diri dari kabinet. PAN tetap mengedepankan moral berpolitik dalam sikap dan perilakunya,” jelas Viva kepada Indozone, Jumat (27/8/2021).

Menurut Viva usai perhelatan Pilprea 2019 lalu, semua kekuatan politik nasional pun kembali bersatu. Bahkan capres yang diusung oleh pihaknya diangkat oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri dalam rangka membantu tugas-tugasnya.

Persoalan kritik PAN terhadap pemerintah waktu itu adalah hal biasa dalam sistem pemerintahan demokrasi. Sebab ia memandang harus ada check and balances untuk meningkatkan kualitas demokrasi.

“PAN melakukan kritik di DPR dalam rangka melaksanakan fungsi konstitusional sebagai anggota DPR. Yaitu melaksanakan fungsi legislasi, budgetting, dan controlling atau pengawasan,” tegas Viva.

Dilanjutkan Viva semua partai yang ada di DPR menjalankan fungsi konstitusional itu, baik parpol yang mendukung pemerintah maupun parpol yang berada di luar pemerintah.

“Dalam praktik berdemokrasi, kita menyaksikan beberapa anggota fraksi DPR pendukung pemerintah justru bersuara dan mengkritik keras kementerian atau pemerintah. Hal itu justru menjadi kewajiban dari parpol pendukung pemerintah agar pemerintahan berjalan bersih, bermanfaat, taat hukum, dan melayani rakyat,” urainya.

Disisi lain, kata Viva, PAN pasca kongres di Kendari 2020 adalah sebuah PAN yang baru. Di mana menurutnya memiliki semangat, spirit, dan energi baru. Kemudian ingin menjadikan sebagai partai yang inklusif, modern, moderat, yang menghargai pluralitas, dan kemanusiaan.

“Karena PAN adalah partai nasionalis relijius di tengah gelombang kerakyatan,” beber dia.

Dengan trase baru ini, sambung Viva, PAN akan tampil sebagai partai yang menyuguhkan politik ide dan gagasan, dalam bingkai kebangsaan. Spirit inilah yang akan ditampilkan PAN sebagai partai koalisi pemerintah.

“PAN mengajak kepada partai koalisi pemerintah, terutama Perindo dan PSI untuk bekerja bersama-sama membantu pemerintah dan lebih serius untuk fokus di program agar partainya dapat lolos Parliamentary Threshold dan mendudukan kadernya di DPR RI,” tukasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X