Akun Twitter @ChusnulCh_ menuai sorotan dalam beberapa jam terakhir usai membongkar jejak digital Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Leon Alvinda Putra.
Akun bernama Chusnul Chotimah dengan foto profil seorang wanita berjilbab itu membagikan foto tangkapan layar berisi cuitan Veronica Koman yang dibalas oleh Leon.
"Terima kasih kepada seluruh BEM yang telah bersolidaritas, terutama BEMUI_Official yang telah berani pasang badan di awal," cuit Veronica di dalam foto tangkapan layar tersebut.
"Seperti yang kak Vero pernah sampaikan, keberanian itu menular! Thank you juga kak karena sudah menularkan keberaniannya," balas Leon.
Berdasarkan penelusuran Indozone, ternyata @ChusnulCh_ merupakan pendukung Presiden RI Joko WIdodo alias Jokowi.
Dugaan tersebut diperkuat dengan cuitan-cuitannya di Twitter.
"Mereka bebas menghina presiden. Mereka bebas memfitnah presiden.
Mereka bebas nuntut presiden lengser. Kata mereka ini semua demokrasi. Tapi kita dilarang membela presiden. Membela siap2 dicaci maki, dicap PKI, buzzer bahkan kafir. Demokrasi apa ini?" cuitnya pada 30 Juni 2021.
"Masih bebas menghina Jkw hingga saat ini, turun ke jalan merusak ini itu, tapi teriak kami sedang dibungkam di mana2, itu seperti kadernya jd menteri korupsi, jd anggota DPR korupsi, jd ketum partai korupsi, jd kpl daerah korupsi, tapi teriak kami tdk sedang korupsi di mana2," cuitnya pada 1 Juli 2021.
Terakhir, saat membagikan tangkapan layar saling balas cuitan antara Veronica Koman dan Leon, akun @ChusnulCh_ menganggap Leon sebagai kadrun. Ia juga menuduh Ketua BEM UI itu anti Pancasila dan pengkhianat bangsa.
Dalam pandangan akun @ChusnulCh_, Veronica Koman adalah pengkhianat bangsa yang menjual bangsanya demi kepentingan pribadi.
"Kadrun mah ga jauh2 temannya, kalo ga ormas anti Pancasila ya para pengkhianat bangsa yg rela menjual bangsanya sendiri demi kepentingan pribadi seperti Vero. Kalo orang seperti Vero dan FPI adlh temannya, apa masih yakin @Leon_Alvinda menyerang presiden Krn cinta pd negaranya?" cuitnya.
Veronica Koman sendiri dikenal sebagai aktivis HAM pendukung kemerdekaan Papua, sesuai alinea pertama Preambule UUD 1945.
Seperti diketahui, dalam Pembukaan (Preambule) UUD 1945, dinyatakan bahwa:
"Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan."
