NTB Mulai Operasikan Olah Sampah Plastik Jadi BBM yang Ramah Lingkungan

- Sabtu, 29 Mei 2021 | 23:58 WIB
Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah meninjau pabrik pengolah sampah menjadi bahan bakar solar yang ramah lingkungan dengan sistem Pirolisis di Gedung STIP Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Sabtu (29/5/2021). (photo/ANTARA/HO-Diskominfotik NTB)
Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah meninjau pabrik pengolah sampah menjadi bahan bakar solar yang ramah lingkungan dengan sistem Pirolisis di Gedung STIP Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Sabtu (29/5/2021). (photo/ANTARA/HO-Diskominfotik NTB)

Pabrik pengolah sampah menjadi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang ramah lingkungan dengan sistem Pirolisis di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai beroperasi.

Pabrik yang berlokasi di Gedung Science and Technology Industrial Park (STIP) Banyumulek tersebut kini telah diresmikan pengoperasiannya oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Sitti Rohmi Djalilah.

Direktur dan Project Manager PT Geo Trash Management Andrew Sinclair mengatakan pabrik dilengkapi mesin berbobot 2 ton yang mampu mengolah sampah plastik sebanyak 1 ton, menjadi 400-600 liter solar sehari. Mesin ini beroperasi selama 8 jam, memanfaatkan tenaga PLN.

Akan tetapi dalam waktu dekat pihaknya juga akan menghadirkan mesin berkapasitas 2 ton di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kebun Kongo. Dengan kapasitas 12.000 liter solar dalam sehari. Memanfaatkan tenaga listrik dari gas metan di TPA sebagai bahan bakarnya.

"Hasil dari pengolahan sampah plastik akan menghasilkan Geo Disel atau solar yang setara Dexlite dengan standar Euro3," ujarnya dikutip dari ANTARA.

Baca juga: Elon Musk Sebutkan Jika Dinosaurus Memiliki Pesawat Luar Angkasa, Mereka Pasti Masih Hidup

Ia menjelaskan kehadiran mesin pengolah sampah yang ramah lingkungan ini, membutuhkan bahan baku dasar dari semua plastik. Seperti kantong kresek, plastik bungkusan permen dan jajan, steoroform, sandal bekas, ban bekas dan jenis karet.

Sedangkan jenis plastik PET (Polyethylene terephthalate) dan PVC (Polyvinyl Chloride) tidak dimasukkan dalam mesin. Seperti botol air mineral, pipa atau selang.

Dalam proses Pirolisis ini akan menghasilkan cairan dan gas. Kemudian cairan ini akan diproses lagi untuk memisahkan air dan minyak berupa solar. Bahkan sisanya dari proses plastik dapat digunakan untuk bahan baku aspal dan ban. Sedangkan sisa gas di tangki filtrasi disaring dengan keramik, sehingga udara yang keluar dari proses ini bersih tanpa polusi.

Ketersediaan bahan baku ini sudah bekerjasama dengan bank sampah di NTB. Termasuk sumberdaya seperti perumahan-perumahan dan lingkungan tempat tinggal masyarakat sudah dikoordinasikan.

"Mesin pengolah sampah plastik dengan sistem Pirolisis jenis ini baru satu-satunya di dunia dan dioperasikan di NTB Indonesia," tuturnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X