BMKG Sebut Hilal Idul Fitri 1443 H Berpotensi Terlihat di Tanggal 1 Mei

- Jumat, 22 April 2022 | 13:21 WIB
Rukyat hilal sebelum sidang isbat. (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
Rukyat hilal sebelum sidang isbat. (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melakukan pengamatan hilal guna menentukan awal bulan syawal atau Idul Fitri 1443 H pada 1 Mei 2022. Bahkan BMKG berbicara potensi hilal bakal terlihat di tanggal tersebut.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, bahwa pihaknya akan melalukan pengamatan hilal bakal dilakukan di 31 lokasi wilayah Indonesia.

“Dalam rangka penentuan awal bulan Syawal 1443 H (2022 M), BMKG akan melaksanakan Rukyat Hilal pada hari Ahad, 1 Mei 2021 oleh 33 tim di 31 lokasi,” kata Rahmat dalam siaran persnya, Jumat (22/4/2022).

Dikatakan Rahmat, 31 lokasi tersebut meliputi Aceh Besar, Medan, Tapanuli Tengah, Padang, Bengkulu, Tanjung Pinang, Batam, Serang (2 lokasi), Pandeglang, Subang, Kebumen, Tegal, Yogyakarta, Malang, Badung, Mataram, Kupang, Waingapu, Alor, Balikpapan, Makassar (2 tim), Donggala, Manado, Kolaka, Gorontalo, Ternate, Ambon, Sorong, dan Jayapura (2 tim).

Potensi Hilal Terlihat

Ia kemudian menerangkan konjunhsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum Matahari Terbenam pada hari Ahad, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27 WIB atau 04.27 WITA atau 05.27 WIT. Kemudian terbenam Matahari, paling awal terjadi di Merauke (Papua) pukul 17.29 WIT dan paling akhir pukul 18.45 WIB di Sabang, (Aceh).

Baca Juga: Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan Idul Fitri 2022 pada 1 Mei

“Tinggi Hilal saat matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 3,79? di Merauke (Papua) sampai dengan tertinggi sebesar 5,57? di Sabang (Aceh),” tutur Rahmat.

Dipaparkan Rahmat, Elongasi saat Matahari terbenam terkecil terjadi sebesar 4,88? di Oksibil (Papua) sampai dengan terbesar 6,35? di Sabang (Aceh). Umur Bulan saat Matahari terbenam berkisar dari yang termuda sebesar 12,03 jam di Merauke (Papua) sampai dengan yang tertua sebesar 15,30 jam di Sabang (Aceh).

Untuk lag atau selisih terbenamnya Matahari dan terbenamnya Bulan berkisar antara 19,19 menit di Merauke (Papua) sampai dengan 27,07 menit di Sabang (Aceh).  Kecerlangan Bulan (FIB) saat Matahari terbenam berkisar antara 0,18 % di Oksibil (Papua) sampai dengan 0,31 % di Sabang (Aceh). 

“Berdasarkan data-data tersebut di atas, pengamatan Rukyat Hilal pada 1 Mei 2022 hilal berpotensi terlihat (teramati), namun tergantung kondisi cuaca saat pengamatan disetiap lokasi pengamatan,” ucap Rahmat.

Meski demikian, Rahmat menekankan apabila masyarakat lebih baik terlebih dahulu dapat menunggu keputusan pemerintah melalui sidang isbat di tanggal 1 Mei.

“Untuk mengawali bulan Syawal 1443 H (2022 M) umat Islam Indonesia sebaiknya menunggu pengumuman Menteri Agama Republik Indonesia melalui Sidang Isbat yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2022 setelah proses pengamatan hilal,” tandasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB
X