Menko PMK: Pemimpin Era Disrupsi Harus Berpikir Luwes seperti Jokowi

- Minggu, 19 Desember 2021 | 15:46 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, disrupsi telah mendorong para pemimpin di berbagai sektor untuk mengubah praktik kepemimpinan agar keberlanjutan organisasi terjaga.

Disrupsi teknologi, pandemi, dan meningkatnya jumlah milenial, menuntut para pemimpin memiliki cara berpikir luwes dan adaptif, serta perlu membuat terobosan. Menurut Muhadjir, mereka dapat mencontoh Presiden Joko Widodo, karena Jokowi telah menerapkannya selama ini.

"Cara berpikir luwes dan adaptif, serta berani membuat terobosan, itu telah dipraktikkan oleh Presiden Jokowi pada masa awal Indonesia menghadapi pandemi,” kata Muhadjir dalam keterangannya, Minggu (19/12/2021).

Disebutkan Muhadjir, salah satu contoh kebijakan pemerintah yang mengadopsi konsep ini adalah tidak dilakukannya lockdown saat pandemi Covid-19. Pemerintah memilih pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yang kemudian berubah menjadi pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Baca juga: Kapolri ke Para Perwira: Jadilah Pemimpin yang Melayani Jangan Cuma Merintah

Menurut Menko PMK, melalui kebijakan tersebut, Indonesia diakui oleh dunia sebagai salah satu negara yang berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19 karena kasus positif berangsur melandai dan kasus meninggal dunia juga makin kecil.

Walaupun fokus pada penanganan Covid-19 bersama kementerian dan lembaga, Kemenko PMK tetap menyadari bahwa pandemi juga telah mengancam pelayanan kesehatan dasar. Untuk itu, di tengah upaya mengendalikan Covid-19, Kemenko PMK tetap menggalakkan program penanganan stunting karena angkanya masih di kisaran 27,6 persen, serta program-program lain yang terkait dengan sumber daya manusia.

selain memiliki cara berpikir luwes dan adaptif, seorang pemimpin juga harus memiliki sifat filantropis, empati, dan altruis, agar organisasi bisa dinamis dan berkelanjutan.

"Tanpa ketiga sifat itu, kemampuan seorang pemimpin belumlah lengkap,” kata Muhadjir.

Terkait dengan tugas Kemenko PMK, penguatan daya saing sumber daya manusia merupakan salah satu kunci bagi organisasi dan pemimpinnya agar bisa sukses melalui era disrupsi.

"Selain fokus pada penguatan daya saing sumber daya manusia, Kemenko PMK juga memberi perhatian pada penguatan program perlindungan sosial,” kata Menko PMK.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X