Asep Lutfi Suparman (23), pemilik kopi di Tasikmalaya, Jawa Barat yang dipenjara tiga hari di Lapas Klas IIB Tasikmalaya karena langgar PPKM Darurat, akhirnya bebas.
"Ya Alhamdulillah di dalam itu perlakuannya baik. Memang yang namanya dikurung itu tak betah. Tapi kalau dijalani ya dibetah-betahin saja,” kata Asep, Minggu (18/7/2021).
Penampilan Asep tampak berbeda karena rambutnya telah digunduli saat memasuki lapas. Asep menjelaskan rambutnya memang dipangkas petugas dan dia tidak protes dengan hal tersebut.
“Ya tak jadi masalah buat saya dipotong rambut begini juga. Saya memang tak ada biaya kenapa memilih sanksi ini dan tak mau membebani orang tua. Biar yang lainnya juga terinspirasi untuk mengikuti aturan pemerintah agar pandemi segera berakhir dan normal lagi,” imbuhnya.
Asep awalnya akan ditempatkan dengan penghuni lapas lainnya yang merupakan para kriminal. Namun, karena sel sudah melebihi batas kapasitas dan untuk menjaga prokes Covid-19, Asep akhirnya dipindahkan. Tapi, di lapas dia tetap berbaur dengan penghuni yang lain.
“Awalnya tetap mau disatukan sama yang lain karena perlakuannya sama hanya beda metode. Cuma kebetulan karena kapasitas di sini sudah over serta prokes, jadi saya ditempatkan di ruangan strap sell dikasih kasur. Waktu itu langsung dipindah pas lihat ruangannya penuh karena prokes. Paling lima menit lah," ujarnya.
Asep sendiri memilih dipenjara karena memang tak sanggup membayar Rp5 juta yang merupakan denda pelanggaran PPKM Darurat.
“Ya saya juga kalau ada biaya lebih baik bayar denda. Karena uangnya tak ada ya mau dibayar sama apa," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, Asep divonis melanggar PPKM Darurat membuka tempat usaha di atas jam 8 malam. Dia divonis denda Rp5 juta subsider 3 hari penjara. Asep pun memilih dipenjara.
Orangtuanya sebenarnya bersedia membayarkan denda Asep, namun Asep tak mau membebankan orangtua. Setelah bebas, dia berterima kasih kepada pihak-pihak yang memberi semangat dan dukungan kepadanya.
