KIB Disarankan Usung Kandidat Capres dari Internalnya di Pilpres 2024, Ini Alasannya

- Kamis, 28 Juli 2022 | 20:27 WIB
Airlangga Hartarto (tengah) bersama Zulkifli Hasan (kiri) dan Suharso Monoarfa (kanan) menandatangani nota kesepahaman dibentuknya KIB. (ANTARA/Rivan Awal Lingga)
Airlangga Hartarto (tengah) bersama Zulkifli Hasan (kiri) dan Suharso Monoarfa (kanan) menandatangani nota kesepahaman dibentuknya KIB. (ANTARA/Rivan Awal Lingga)

Belakangan ini Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) hanya dianggap sebagai koalisi yang tak serius. Untuk itu diharapkan KIB dapat mematahkan anggapan yang dilontarkan tersebut.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan, keseriusan KIB harus dibuktikan. Salah satunya adalah mengusung calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pilihan mereka sendiri.

"Soal KIB serius atau tidak serius mengusung capres-cawapres internal, itu hanya waktu yang akan menjawab nanti," kata Ujang kepada wartawan, Kamis (28/7/2022).

Sehingga dia bilang, KIB seharusnya mengusung capres dan cawapres dari internal koalisi. Capres-cawapres bisa dipilih dari ketua umum (ketum) partai, seperti Ketum Golkar Airlangga Hartarto atau Ketum PAN Zulkifli Hasan. Bisa pula dengan kombinasi dengan eksternal.

"Saya melihatnya memang mestinya siapa pun ketua umum parpol yang berkoalisi di KIB itu yang menjadi capres atau cawapres. Misalkan capresnya Airlangga, cawapresnya Zulhas. Atau kombinasi, capres di internal dan eksternal cawapres. Misalkan capres-nya Airlangga, cawapresnya eksternal, misalkan Ganjar atau siapa pun," tutur Ujang.

Ujang mengatakan, koalisi yang baik adalah koalisi partai yang mengutamakan kader internal dalam upaya memenangkan Pilpres 2024. Selain itu, Ujang menekankan pentingnya hal itu dilakukan KIB, karena menimbang harga diri partai dan perolehan suara karena pengaruh sosok yang diusung dalam kontestasi.

"Karena ini terkait harga diri partai. Bagaimanapun efek ekor jas itu penting bagi partai politik. Kalau capres-nya orang lain, cawapres-nya juga orang lain dari eksternal semua, itu rugi semuanya, bagi Golkar, PAN, maupun PPP," tegasnya.

Baca Juga: Dianggap Mengunci Pegerakan Parpol Lain, Wajar Soliditas KIB Diganggu

Jika capres-cawapres berasal dari calon lain, bisa jadi tidak akan membawa pengaruh signifikan bagi partai anggota koalisi. Memang sejauh ini Golkar akan konsisten mengusung Airlangga dalam Pilpres 2024 melalui kendaraan KIB. Apalagi jika sudah mendapat restu dari Jokowi dan Jusuf Kalla.

"Kalau ada restu dari Pak Jokowi, ada restu dari Pak JK, tentu bagus. Itu penting bagi Pak Airlangga. Karena Pak Airlangga bagaimanapun sudah ditetapkan sevagai capres dari Partai Golkar dalam Munas dan dikuatkan dalam Rapimnas," beber Ujang.

Koalisi Inklusif

Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai posisi JK sebagai senior di Golkar dengan pengalaman politik dan jejaring yang kuat, punya pengaruh bukan hanya pada sosok, namun bisa menginisiasi munculnya poros baru. 

Saat ini Golkar bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan PPP. KIB disebut koalisi yang inklusif, terbuka pada siapa saja. Di sisi lain, Partai Gerindra dan PKB dikabarkan juga akan berkoalisi. 

“Kelihatannya serius koalisinya. Minimal koalisi antar partai. Koalisi ini akan diuji kalau yang maju adalah Prabowo dan Prabowo tidak menyertakan Muhaimin sebagai wakil, karena PKB yang mau berkoalisi ya harus Muhaimin sebagai wakilnya,” tutur Adi.

Sementara itu, menanggapi Fahri Hamzah yang mengatakan KIB adalah koalisi bohong bohongan, Adi menyebut itu berlebihan. Jika salah satu keluhan Fahri adalah KIB belum menentukan capres dan cawapresnya, itu adalah sebuah proses. 

Halaman:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X