Kapolri Kenang Pemilu 2019 Nyaris Bikin Indonesia Pecah Gegara Hoax dan Politik Identitas

- Minggu, 28 Agustus 2022 | 14:24 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Luthfi bin Yahya (tengah) dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. (ANTARA/Sigid Kurniawan)
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Luthfi bin Yahya (tengah) dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. (ANTARA/Sigid Kurniawan)

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengharapkan Pemilu 2024 tidak lagi diwarnai dengan penggunaan politik yang dapat menimbulkan polarisasi bagi bangsa Indonesia.

Awalnya Sigit menyinggung soal tahun 2019 lalu, bangsa Indonesia nyaris terpecah belah karena adanya hoax, ujaran kebencian hingga politik identitas yang muncul dari ajak Pemilu itu.

"Sebentar lagi kita juga akan menghadapi pemilu tahun 2024. Tahun 2019 kita mengalami bangsa kita hampir dipecah belah karena adanya hoax, ujaran kebencian, polarisasi muncul dari politik identitas," kata Sigit dalam acara Kirab Merah Putih di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (28/8/2022).

Sigit mengatakan bahwa di tahun 2024 diperlukan pemimpin nasional yang membawa semangat untuk membangun, mewujudkan program dan terpenting mensejahterakan masyarakat.

"Kali ini tentunya kita sepakat, bahwa tahun 2024 kita ingin arah pemimpin nasional nanti akan membawa semangat utk bisa membangun akan mewujudkan program programnya untuk mensejahterakan masyarakat," ungkap Sigit.

Tapi, kata Sigit, paling penting adalah pemimpin itu tidak menggunakan politik yang memantik polarisasi yang dikhawatirkan memicu perpecahan di tengah masyarakat.

"Dan tentunya penting adalah jangan menggunakan politik yang bisa mengakibatkan terjadinya polarisasi bangsa. Setuju?" tegasnya.

BACA JUGA: Didampingi Kapolri dan Habib Luthfi, Jokowi Lepas Kirab Merah Putih di Istana Merdeka

Lebih jauh mantan Kabareskrim Polri ini berkata bahwa di atas semuanya, persatuan dan pancasila harus dipertahankan. Dia kemudian melontarkan bilamana NKRI merupakan harga mati.

"Karena kita harus ingat di atas semuanya persatuan dan kesatuan harus kita jaga. Di atas semuanya yang namanya pancasila harus tetap kita pertahankan, di atas semuanya NKRI adalah harga mati," urai Sigit.

"Karena itu kita ingin mendorong siapapun yang pantas nanti kedepan memimpin bangsa dan syaratnya bisa menjaga persatuan dan kesatuan," tambah Sigit.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X