Pengungsi Korban Banjir Lebak Sudah Mulai Berkurang

- Senin, 20 Januari 2020 | 00:10 WIB
Sejumlah warga menyeberangi Sungai Ciberang dengan perahu karet di Kampung Susukan, Sajira, Lebak, Banten, Senin (13/1/2020), karena jembatan penyeberangan jembatan putus diterjang banjir bandang pada Rabu (1/1). (ANTARA FOTO/WELI AYU REJEKI)
Sejumlah warga menyeberangi Sungai Ciberang dengan perahu karet di Kampung Susukan, Sajira, Lebak, Banten, Senin (13/1/2020), karena jembatan penyeberangan jembatan putus diterjang banjir bandang pada Rabu (1/1). (ANTARA FOTO/WELI AYU REJEKI)

Pengungsi korban bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten, hingga hari ke-19 mulai berkurang dari 5.000 jiwa kini menjadi 2.105 jiwa yang tersebar di Dodiklatpur, Ciuyah, Gedung PGRI Kecamatan Sajira dan Gedung GOR Futsal Lebak Gedong.

"Semua warga pengungsi korban banjir bandang dan longsor dalam kondisi baik," kata Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya di Lebak, Minggu (19/1).

Bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak termasuk bencana terbesar sepanjang 10 tahun terakhir hingga menimbulkan korban jiwa sebanyak sembilan orang dan dua orang di antaranya belum ditemukan.

Selain itu juga mengakibatkan ribuan rumah warga mengalami rusak berat, ringan dan sedang juga 19 gedung sekolah rusak, 29 jembatan rusak berat dan 18 pesantren rusak berat.

Kerugian material akibat banjir bandang dan longsor mencapai puluhan miliaran rupiah.

Karena itu, pemerintah daerah memperpanjang masa tanggap darurat yang berakhir 14 Januari 2020 menjadi 28 Januari 2020 dengan alasan masih banyak warga korban bencana banjir dan longsor tinggal di pengungsian.

"Kami mengutamakan warga yang tinggal di pengungsian itu terpenuhi kebutuhan makan sehari-hari juga mendapat pengobatan," tuturnya.

Menurut dia, bencana banjir dan longsor yang terjadi 1 Januari 2020 itu hingga kini masih terdapat satu desa terisolir, yakni warga yang tinggal di Gunung Julang Desa Lebak Situ.

Untuk memasuki desa tersebut, kata bupati, tidak bisa dilintasi angkutan darat karena jembatan putus dan jalan penuh lumpur serta rawan longsor.

Pihaknya menyalurkan logistik ke desa itu melalui jalur udara dan berjalan kaki dengan menempuh jarak sekitar tiga kilometer.

Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, menetapkan status tanggap darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor pada 1 Januari hingga 14 Januari 2020, kini penetapan status tersebut diperpanjang hingga 28 Januari 2020.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X