Indonesia memerlukan tokoh yang berpengalaman dan memiliki karakter kuat untuk menempati posisi Menko Perekonomian menggantikan Darmin Nasution di kabinet Presiden Jokowi 2.0 nanti.
Direktur Eksekutif Intitut Development for Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, sosok senior di posisi Menko Ekonomi itu diperlukan mengingat tantangan perekonomian Indonesia 2020-2024 mendatang akan semakin kompleks.
"Tantangan terberatnya adalah kita mencari figur Menko Perekonomian yang mampu mengkoordinasikan seluruh menteri. Sebab ada 10 menteri di bawah Menko Perekonomian. Masing-masing (Kementerian) punya undang-undang dan regulasi. Sementara keputusan Menko Perekonomian itu umumnya masih berada di bawah level menteri biasa," ujar Tauhid menjawab pertanyaan Indozone di Jakarta, Kamis (17/10).
Tauhid juga menanggapi beredarnya kabar bahwa sejumlah nama, baik dari parpol pendukung hingga kalangan pengusaha yang diajukan untuk mengisi jabatan Menko Perekonomian.
"Lebih baik dari kalangan profesional. Akan lebih baik jika dia memahami, tanda kutip, melihat perkembangan global secara cepat, masalah birokrasi tau, masalah koordinasi. Tahu situasi rapat terbatas di level kementerian seperti apa. Jadi mengambil keputusannya bisa cepat. Apalagi di situasi seperti ini," katanya.
Ia menambahkan, selain syarat-syarat diatas, akan lebih baik jika sosok yang menjadi Menko Perekonomian memiliki pengalaman dalam mengeluarkan kebijakan moneter dan juga kebijakan fiskal.
"Kalau misalnya Bu SMI (Sri Mulyani Indrawati) duduk disana (Menko Perekonomian) ya tepat, tapi menurut saya kalau beliau ada disitu ya Menteri Keuangannya harus sekuat beliau. Menko Perekonomian harus bisa mengakselerasi kerja 10 menteri lainnya," imbuhnya. (SN)
