Pengaruh pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dinilai sudah mulai luntur. Kongres V PAN yang baru saja digelar, Amien kalah telak karena jagonya, Mulfachri Harahap gugur dan Zulkifli Hasan kembali merebut kursi ketua umum.
Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhroh mengatakan, PAN bukanlah partai yang memiliki tokoh sentral seperti PDI Perjuangan, Gerindra atau Demokrat meskipun sama-sama hasil demokrasi.
"PAN bukan partai yang terus menerus memiliki tokoh sentral yang dimendiangkan. Jamak saja Amien Rais kharisma, perannya sudah mulai terlucuti seiring sejalan dengan perubahan zaman," ucapnya pada Indozone, Rabu, (12/2/2020).
PAN, sambungnya, merupakan partai yang reformis ketokohan disesuaikan dengan konteksnya. Siti mengatakan saat ini konteksnya lebih pada orang-orang millenial.
"Mereka yang lebih cair berkomunikasi, lebih rasional yang tentu tidak memaksakan kehendak orang yang dalam berkomunikasinya yahud punya talenta. Bukan berarti sosok yang agreeable, ke kanan ke kiri, gak jelas," ungkapnya.
Siti menilai PAN memerlukan sosok yang praktis yang tidak menjadi ancaman atau dibully di media sosial dan sebagainya.
"Jamak saja dengan bertambahnya perkembangan zaman perubahan, era Amien Rais sudah tidak seperti 1998, tidak seperti 10 tahun sesudah reformasi, sekaragn sudah bergeser eranya," pungkasnya.
