Dipaksa Kerja 'Rodi', Awak Kabin Garuda Lapor Erick Thohir

- Senin, 9 Desember 2019 | 14:30 WIB
Para Awak Kabin Garuda memberikan keterangan usai menemui Menteri BUMN Erick Thohir di Sinergi Lounge BUMN, Jakarta (9/12). (Indozone/Sigit Nugroho)
Para Awak Kabin Garuda memberikan keterangan usai menemui Menteri BUMN Erick Thohir di Sinergi Lounge BUMN, Jakarta (9/12). (Indozone/Sigit Nugroho)

Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) menyambangi kantor Menteri BUMN, Erick Thohir, di Kementerian BUMN, Senin (9/12). Mereka mengadukan kebijakan negatif jajaran direksi Garuda ketika dipimpin Direktur Utama non-aktif, Ari Askhara alias AA sejak 2018.

Sekjen IKAGI, Jacqueline Tuwanakotta, mengatakan salah satu kebijakan buruk AA adalah memperpendek jeda jadwal terbang. Padahal awalnya awak kabin punya waktu 3 hari, tetapi dipangkas satu hari atau menjadi pulang-pergi (PP).

"Itu peraturan yang dibuat oleh direksi, dalam hal ini jadwal terbang awak kabin tadinya multidesk jadi one day. Contoh, schedule Jakarta-Sydney itu harusnya 3 hari tapi jadi PP," ujar Jacqueline, di kantor Kementerian BUMN, Senin (9/12). 

Jacqueline mengatakan kebijakan itu mengabaikan static risk management system yang dialami para awak kabin. Kebijakan itu pun mengakibatkan delapan awak kabin diopname karena kelelahan kerja. Dia juga menyebut para korban tidak dalam kondisi yang layak bekerja.

"Mereka sakit kelelahan, sakit mata, badannya lemah," ungkapnya. 

Hersanti merupakan salah satu pramugari Garuda yang menjalanai kebijakan tersebut. Wanita yang mengaku sudah bekerja selama 30 tahun itu mendapat tugas dalam rute penerbangan Jakarta-Melbourne.

Untuk melayani penerbangan itu, Hersanti harus kerja 'rodiselama 18 jam tanpa tidur hingga mengalami rasa sakit akibat kelelahan.

"Sebetulnya kami manusia bukan robot, sebaiknya kami dilakukan seperti manusia, harus tidur," tutur Hersanti.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X