Atap Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin dibuka. Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta menyebut pencabutan atap JPO tersebut dikarenakan alasan estetika.
"Kenapa yang di Thamrin-Sudirman dibuka? Karena selain untuk menyeberang, kami mau lihat pemandangannya, trotoar sudah bagus, terus gedung-gedungnya maupun yang lain. Jadi orang menyeberang sambil melihat keindahan kota Jakarta," kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho di Jakarta, Rabu (6/11).
Menurut Hari, kebijakan pencabutan atap JPO tersebut disesuaikan dengan situasi, kondisi serta karakteristik tempat JPO itu berdiri. Dia mencontohkan, pembangunan JPO di Pasar Minggu dan Daan Mogot yang tetap akan menggunakan atap.
"Kalau di sana ditutup, karakteristiknya beda, artinya belum ada pemandangan yang bisa dinikmati, ya sudah pakai tutup. Kemudian, pakai model kaya di Bunderan Senayan, tapi nanti bentuknya beda, serinya beda tapi ada tutupnya. Kami bikin JPO itu bervariasi, tidak monoton kotak gitu aja," ucap Hari.
Setelah JPO yang menghubungkan trotoar antara trotoar Indofood Tower dan Astra Tower dibuka atapnya, Hari menyebut akan melakukan pencabutan atap di JPO yang menghubungkan trotoar Hotel Le Meridien dan kawasan Karet.
Selain alasan estetika, kata Hari, juga karena struktur bangunan yang goyang dan akan diperlebar dari dua meter menjadi lima meter.
"Di situ kan memang banyak sekali yang pakai, makanya kami pelebar, percantik, nanti ada liftnya juga. Konsepnya dibuka karena apa, view nya di situ juga bagus gitu. Trotoarnya lebar, viewnya bagus nanti di dalam itu lantainya akan kami kasih lampu. Jadi (nanti) orang menyeberang, penerangan tidak dari atas tapi dari bawah," tutur Hari.
Konsep yang Ditawarkan Anies
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memerintahkan pencopotan atap JPO di antara Indofood Tower dan Menara Astra tersebut. Hal itu ia pertegas dalam rapat pimpinan (rapim) penataan pedagang kaki lima (PKL) di trotoar Thamrin-Sudirman dan pusat kuliner Thamrin 10, pada 23 Oktober 2019.
Video rapim itu diunggah ke akun YouTube Pemprov DKI Jakarta pada 30 Oktober 2019.
"Di sini kan ada JPO, atapnya dicopot, jadi tanpa atap, tidak usah pakai atap," ujar Anies saat memberikan arahan dalam rapim tersebut.
Alasan Anies memerintahkan atap JPO dicopot karena JPO itu hanya menghubungkan antartrotoar yang merupakan tempat terbuka atau tidak menyambungkan halte Transjakarta.
Dengan dicopotnya atap jembatan, kata Anies, JPO Sudirman akan menjadi lokasi yang bagus untuk berfoto.
"Apa yang terjadi nanti kalau dibuka? Itu tempat selfie paling sering nanti, karena pemandangan gedung di malam hari bagus sekali, sore, siang. Jadi atapnya dicopot, itu langsung jadi ruang terbuka," kata Anies.
Terkait program pembangunan, pemeliharaan, dan perencanaan JPO, Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta menganggarkan dana sebesar Rp39,243 miliar. Rinciannya, anggaran pembangunan sebanyak Rp31,242 miliar, anggaran pemeliharaan Rp6 miliar, serta anggaran perencanaan Rp2 miliar.