Beda Pandangan antara PKB dengan NU Terkait Politik, Ada Apa Sih?

- Selasa, 7 Februari 2023 | 18:27 WIB
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengklaim bahwa semakin banyak warga Nahdlatul Ulama (NU) yang memilih PKB ketimbang partai lainnya. Namun, sikap ini bertolak sikap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang meminta agar PKB tidak menarik nahdliyin ke dalam politik.

Direktur Eksekutif Indonesian Political Review (IPR) Ujang Komaruddin mengatakan, bahwa memang sejatinya NU dan PKB tidak bisa dipisahkan jika mengacu dari sejarah panjangnya. Namun dilihatnya ada sebuah hubungan kurang baik antara kepengurusan NU dengan PKB sekarang.

Pasalnya, kata dia Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, dahulu adalah kubu yang berseberangan dengan Cak Imin saat berada di PKB. Kemudian sempat ada konflik antara kubu Gus Dur alias Abdurrahman Wahid dengan kubu Cak Imin.

"Kita tahu kubu Gus Dur adalah PKB yang dikalahkan oleh Cak Imin di pengadilan ketika berkonflik," kata Ujang saat dihubungi Indozone, Selasa (7/2/2023).

Baca Juga: Gus Yahya Tegaskan Tidak akan Ada Capres Cawapres Atas Nama NU

Sehingga Ujang sedikit menyimpulkan bilamana hubungan PKB dengan NU sedang tidak baik-baik saja. Semisalnya Gus Yahya yang meminta menegaskan, tidak akan ada calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres) dari NU. Kemudian ada juga sikap Cak Imin yang mengklaim nahdliyin banyak memilih PKB.

"Gus Yahya bilang enggak ada capres-cawapres dari NU, ya ini kan karena hubungan di masa lalu tidak baik, pertarungan panjang ada dua kubu Cak Imin, dan Gus Dur sehingga dimenangkan kubu Cak Imin. Tentu kebijakannya pun banyak tarik diri dari PKB, sehingga saat ini kebijakan Gus Yahya rekomendasi soal pencapresan itu, NU tidak akan ikut campur," tegasnya.

Disinggung apakah PKB dan NU bisa merujuk di Pilpres 2024, Ujang mengungkapkan bilamana hal itu akan ditentukan terhadap kandidat calon presiden yang diusung PKB dan NU. 

-
Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. (Instagram/@cakiminow)

Jika NU dan PKB berafiliasi dengan capres yang sama maka ada kemungkinan kebijakan mereka baru sejalan kembali terkait politik. Namun bila tak sama, bisa dipastikan sikap dan pandangan itu akan kembali berseberangan ataupun tak sama.

"Tergantung nanti NU afiliasi ke capres-cawapres yang didukung PKB atau tidak. Kalo capres-cawapres didukung NU itu dari PKB, maka berpengaruh ke PKB. Tapi kalo NU mendukung capres dari pihak lainnya tergantung apakah dukungan NU akan kemana," bebernya.

Baca Juga: Gerindra-PKB Klaim Bakal Ada Parpol Lain Gabung ke Koalisi Indonesia Raya, Siapa Nih?

Walau begitu, Ujang lebih sepakat dengan sikat Gus Yahya bahwa NU tak mengurusi persoalan capres-cawapres alias berkecimpung di wilayah politik. Karena, kata dia, lebih baik NU memberdayakan kaum Nahdliyin.

"Sebenarnya lebih bagus begitu (tidak ikut capres-cawapres), karena NU kan ormas dalam konteks keIndonesiaan dan keislaman. Dan harus membangun bagi kaum nahdliyin, karena NU bukan parpol dan harusnya tegak lurus untuk memberdayakan masyarakat khususnya nahdliyin itu paling penting," tandas dia.
 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X