Pakar Politik Sarankan Parpol KIB Usung Capres Internal

- Senin, 19 Desember 2022 | 20:50 WIB
Pertemuan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Jakarta, Rabu (30/11/2022). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Pertemuan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Jakarta, Rabu (30/11/2022). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) disarankan ikut serta dan mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres - Cawapres) dari pihak internal, dalam Pilpres 2024.  Alasannya, untuk memperbesar peluang mandapat efek ekor jas (coattail effect) dan meningkatkan perolehan suara partai. 

“Saran saya harus tetap dipertahankan dalam rangka untuk memaksimalkan efek ekor jas. Yang jelas tiga partai itu sudah cukup. Tidak ada alasan untuk bubar. Kalau kandidatnya tidak populer, ya berusaha untuk mempopulerkan," tegas pakar politik senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli, Senin (19/12/2022).

Menurut Lili, keikutsertaan KIB dalam bursa pencalonan menuju 2024 juga bisa mengikutsertakan pihak eksternal. Pastinya, KIB didorong untuk membawa bendera sendiri dalam kontestasi 2024.

Baca Juga: Pencapresan KIB akan Bepengaruh pada Konstelasi Politik di 2024, Kenapa?

"Tapi kalau pertimbangannya untuk efek ekor jas, mestinya mereka maju. Nah, majunya itu bisa tetap pimpinan partainya, bisa juga dari luar. Artinya bukan bergabung ke partai lain," tutur dia.

Dari internal koalisi, Lili menimbang 2 calon yang berpeluang untuk diusung KIB yakni Ketum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketum PAN Zulkifli Hasan. Sedangkan peluang Plt Ketum PPP Mardiono dinilai lebih kecil. 

“Yang peluangnya ada itu antara Airlangga dan Zulhas. Zulhas Ketum PAN, peluangnya tinggi dibandingkan PPP," ungkapnya.

Lili menilai Golkar sepatutnya lebih getol mempopulerkan dan mempromosikan Airlangga Hartarto untuk maju dalam Pilpres 2024. Begitu pun di internal KIB. Sebab hal itu berkaitan dengan target besar yang telah dipatok Golkar yang mendapat 20 persen raihan suara. Airlangga harus didorong agar Golkar mendapat efek ekor jas. 

“Apalagi Golkar pasang target 20 persen. Ya kalau dia tidak maju ya susah. Apalagi ada penantang partai baru yang punya figur," tambahnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Diponegoro menyoroti sikap PPP yang mengajukan Plt.Ketua Umum Mardiono sebagai kandidat Capres. Hal itu dilihatnya sebagai upaya menaikkan bargaining power partai saja. 

Baca Juga: Muncul Dinamika soal Pencapresan di KIB Dianggap Hal Wajar

“Saya melihat banyak partai menengah kecil ke bawah yang berinisiatif, itu lebih pada upaya meminta perhatian dari partai lain, bahwa kami harus dihitung, punya kontribusi untuk koalisi,“ kata Teguh.

PPP berada di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama dengan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional. Dari ketiganya, Golkar memegang suara terbesar dan konsisten untuk mengajukan Ketum Airlangga Hartarto sebagai Capres Golkar. Namun, sampai hari ini masih belum ditentukan siapa Capres KIB

“KIB, dengan suara parpol yang tanggung, calon yang belum jelas, dalam arti apakah cukup confidence, karena survei dua digit masih seputar Ganjar, Prabowo, Anies,”  tutur Teguh.

Halaman:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X