Korban Ledakan di Beirut Lebanon Bertambah Jadi 78, Donald Trump: Itu Serangan Bom

- Rabu, 5 Agustus 2020 | 10:47 WIB
Petugas mengevakuasi korban tewas akibat ledakan di Beirut, Lebanon. (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Azakir/pras)
Petugas mengevakuasi korban tewas akibat ledakan di Beirut, Lebanon. (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Azakir/pras)

Jumlah korban tewas akibat ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, ibukota Lebanon pada Selasa (4/8/2020) waktu setempat terus bertambah. Hingga berita ini ditulis pada Rabu pukul 10.30 WIB, korban tewas menjadi 78 orang.

Dilansir Reuters, ledakan tersebut juga melukai hampir 4.000 orang dan menyebabkan gelombang kejut yang menghancurkan jendela-jendela, batu dan mengguncang tanah di ibukota Lebanon. 

Baca juga: Ledakan Dahsyat Luluh Lantakkan Ibukota Lebanon, Sedikitnya 73 Orang Tewas, Ribuan Terluka

Presiden Michel Aoun mengatakan bahwa ledakan berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan selama enam tahun di pelabuhan. Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Perdana Menteri Libanon Hassan Diab.

"Gudang berbahaya ini sudah ada selam 6 tahun, sejak 2014," kata Diab.

-
Dua warga berjalan di lokasi ledakan gudang bahan peledak di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) (ANTARA)

Salah satu korbannya diketahui merupakan seorang wanita warga negara Indonesia berinisial NNE. Untungnya, dia tidak mengalami luka serius.

"Ada satu WNI yang mengalami luka-luka. Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan," ucap Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah.

Duta Besar Indonesia untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari mengatakan ada seorang WNI yang tengah dikarantina di RS Universitas Rafik Hariri saat ledakan terjadi.

"Kondisinya aman," katanya.

Di Lebanon, menurut data KBRI di Beirut, ada 1.447 WNI.  1.234 di antaranya merupakan Kontingen Garuda dan 213 lainnya warga sipil yang terdiri dari keluarga pegawai KBRI dan mahasiswa.

Donald Trump Nyatakan Itu Bom

Meski Presiden Lebanon, Michel Aoun bilang bahwa ledakan itu merupakan kecelakaan industri, namun Presiden AS Donald Trump berpendapat lain. Menurut Trump, ledakan itu seperti serangan bom.

"Itu seperti serangan yang mengerikan," katanya, lalu berhenti sejenak untuk mendengarkan pertanyaan wartawan. "Seperti bom," jelasnya, menjawab pertanyaan si wartawan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X