Cerita Pilu Korban Terorisme yang Kehilangan Istri dan Penglihatan

- Kamis, 1 April 2021 | 15:41 WIB
Korban terorisme Iwan Setiawan bersama putrinya. (YouTube/BNPT)
Korban terorisme Iwan Setiawan bersama putrinya. (YouTube/BNPT)

Indonesia kembali dihadapkan dengan aksi terorisme. Gereja Katedral Makassar menjadi sasaran teroris. Bom yang meledak pada Minggu pagi (28/3/2021) tersebut menyebabkan sejumlah orang terluka dan menewaskan dua orang pelaku.

Aksi terorisme ini mengingatkan kita pada pengeboman Kedubes Australia pada tahun 2004 silam tepatnya pada Kamis 9 September. Sebelum bom di Kedubes Australia meledak, sempat meledak bom besar di Bali pada tahun 2002 dan di tahun 2003 bom kembali meledak di hotel JW Marriot.

Bagi mereka para korban bom yang selamat, peristiwa tersebut menyisakan luka dan trauma. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengunggah sebuah video yang menceritakan kisah pilu Iwan Setiawan, korban bom meledak di Kedubes Australia.

Peristiwa tersebut membuatnya kehilangan istri tercinta, pekerjaan dan penglihatannya. Iwan kini cacat permanen, matanya sebelah kanannya tidak bisa lagi melihat.

"Dampak dari kejadian bom itu saya kehilangan mata kanan saya, cacat permanen. Mata kanan tidak bisa melihat lah," kata Iwan.

Kesedihan tersebut juga dirasakan oleh anak Iwan, Sarah Darien Salsabila. Dia merasa sedih melihat kondisi ayahnya yang sekarang. Namun, meski fisik ayahnya sudah berubah, kasih sayang sang ayah tidak pernah berubah.

Saat kejadian, Sarah masih kecil. Setelah kepergian sang ibu, ia tidak bisa lagi merasakan sosok ibu. Sarah juga mengatakan bahwa ia sangat merindukan ibunya.

"Gak bisa ngomong apa-apa sih sebenarnya, tapi cuma mau bilang kangen aja sama mamah. Suka kayak cemburu kalau orang-orang lain itu masih bisa ketemu sama mamahnya. Masih bisa ngobrol," kata Sarah sambil menangis.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X